26 Maret 2009

Kurangi (Risiko) Bencana

Oleh Frans Anggal

Kita segera memasuki November, awal musim hujan. Menurut prakiraan BMG, curah hujan tahun 2008 ini relatif lebih kecil dibandingkan tahun lalu. Namun itu tidak otomatis dampaknya seperti banjir dan tanah longsor menjadi lebih kecil. Karena menyempitnya daerah tangkapan air akibat penggundulan hutan, dipicu perubahan iklim global, bisa saja musim hujan tahun ini tetap mendatangkan bencana banjir dan tanah longsor yang tak kalah mengerikan.

Kita tidak bisa menghalanginya. Yang bisa kita lakukan adalah mencegah korban jiwa dan kerugian banyak. Ada tindakan jangka pendek yang perlu dilakukan pemerintah yang wilayahnya berpotensi tertimpa banjir, tanah longsor, dan angin puyuh.

Pertama, mendatakan daerah-daerah yang berpotensi terkena bencana, kemudian menginformasikannya secara terbuka kepada masyarakat. Kedua, menyediakan relokasi pemukiman bagi masyarakat yang daerahnya diperkirakan terkena dampak, sehingga ketika musim hujan tiba masyarakat bisa langsung direlokasi ke tempat yang sudah disediakan. Ketiga, mengalokasikan dana khusus bagi manajemen bencana guna membantu para korban.

Tindakan jangka pendek ini hanya untuk mengurangi risiko bencana, bukan untuk mengurangi bencana. Bencana tidak akan berkurang selagi alam terus-menerus dirusakkan dan tidak diperbaiki secara berkelanjutan. Karena itu, tindakan jangka panjang sangat diperlukan. Berupa kebijakan pembangunan.

Kita mengidealkan pembangunan berkelanjutan. Poin utama dari model pembangunan ini adalah memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus mengorbankan generasi mendatang. Pembangunan berkelanjutan menekankan bahwa pembangunan merupakan proses dan upaya peningkatan kesejahteraan yang mesti memperhatikan keseimbangan interaksi antara faktor produksi, ekonomi, dan ekologi.

Yang banyak terjadi, sistem produksi dirancang hanya untuk memuaskan sistem ekonomi; dan sistem ekonomi dirancang tanpa memperhitungkan daya dukung dan daya tampung bumi. Tindakan ini menjurus ke eksploitasi sumber daya alam secara boros dan tidak terbatas, yang dampaknya menimbulkan kehancuran lingkungan, yang melahirkan bencana alam dan kemiskinan masyarakat.

Dalam buku yang sangat populer, The Limit to Growth (Batas Pertumbuhan) yang ditulis Meadow et al (1972), dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi memang dibatasi oleh ketersediaan sumber daya alam. Karena itu, eksploitasi sumber daya alam perlu memperhatikan konsep konservasi, konsep mempertahankan cadangan, dan konsep subsitusi untuk kehidupan generasi yang akan datang. Manusia tidak mewarisi bumi ini dari nenek moyangnya. Manusia hanya meminjam bumi ini dari generasi yang akan datang.

"Bentara" FLORES POS, Jumat 31 Oktober 2008

Tidak ada komentar: