26 Maret 2009

Survei Pra-Pilkada

Oleh Frans Anggal

Manggarai Timur memasuki hari-hari tenang. Selama dua minggu masyarakat disibukkan dengan kampanye cabup-cawabup. Setelah mendengar visi, misi, dan program para kandidat, kini mereka bertenang diri agar mudah memastikan dan tegas meneguhkan pilihannya sehingga tak ragu lagi pada saat pencoblosan nanti.

Seperti Kabupaten Ende, Kabupaten Manggarai Timur memiliki tujuh paket cabup-cawabup. Saking banyaknya, muncul perkiraan, pilkada Manggarai Timur bakal dua putaran. Perkiraan seperti ini pernah lahir jelang pilkada Ende, juga dengan alasan yang sama. Yang terbukti kemudian, pilkada Ende cuma satu putaran.

Pilkada Manggarai Timur bisa saja seperti itu. Bisa juga tidak. Perkiraan mana yang mendekati kebenaran sulit dijawab, kecuali atas dasar hasil survei yang akurat. Kebenaran hasil survei sudah banyak terbukti, termasuk yang terakhir pada pilkada Nagekeo dan Ende. Sayangnya, hasil survei dari lembaga terpercaya seperti LSI tidak semuanya boleh dipublikasikan. Termasuk hasil survei atas pilkada Manggarai Timur.

Tak dipublikasikannya hasil survei, tak mengapa. Itu tak mengurangi arti penting survei itu sendiri, terutama bagi kandidat. Sudah saatnya kandidat meraih kemenangan berdasarkan data empirik, ilmiah, terukur, dan dapat diuji. Survei pra-pilkada justru dapat mengukur, mengkalkulasi, dan memprediksi proses dan hasil pilkada yang akan berlangsung, terutama menyangkut peluang sang kandidat.

Bagi tim suskes, survei pra-pilkada penting untuk memetakan posisi kandidat di mata masyarakat; memetakan keinginan pemilih; memastikan mesin politik yang paling efektif digunakan; serta mengetahui media yang paling efektif untuk kampanye.

Idealnya, survei dilakukan tiga kali. Survei pertama sebaiknya secepat mungkin. Kandidat yang tahu situasi lebih cepat memiliki kemungkinan menang lebih besar. Survei pertama ini digunakan untuk mengukur modal dasar kandidat dan harapan massa pemilih. Survei pertama dipakai sebagai dasar pencitraan kandidat serta strategi pemasaran dan pemenangan kandidat. Survei kedua diadakan 2-3 bulan setelah tim sukses bergerak memasarkan kandidat. Survei ini bertujuan mengetahui seberapa efektif strategi kampanye yang telah dilakukan. Survei ketiga diadakan pada saat pelaksanaan kampanye. Survei ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektif strategi kampanye dan upaya pemenangan yang telah dijalankan. Juga untuk memperkirakan perolehan suara kandidat dalam pilkada nanti.

Selama ini, banyak kandidat maju begitu saja, habis-habisan tanpa memiliki data akurat dari survei. Padahal, lebih baik buang uang untuk survei yang jelas hasilnya ketimbang hambur sana sini dan kemudian kecewa. Petarung yang cerdas pasti menggunakan survei.

"Bentara" FLORES POS, Senin 27 Oktober 2008

Tidak ada komentar: