Pemberangkatan 109 Calon Haji dari Ende
Oleh Frans Anggal
Sebanyak 109 calon haji dari Kabupaten Ende diberangkatkan dari Bandara H Hasan Aroeboesman Ende menuju Surabaya, Senin 11 Oktober 2010. Penerbangan dari Ende, dua kali. Pertama 80 orang, kedua 29 orang (Flores Pos Selasa 12 Oktober 2010).
Ketua Umum Pemberangkatan dan Penjemputan H Achmad Mochdar memohon doa semua pihak, agar para calon haji dilindungi Allah swt sehingga dapat jalankan ibadah dengan baik dan kembali dengan selamat. Wabup Ende ini berharap, mereka jadi haji mabrur.
Harapan Ketua Umum MUI Ende H Abdurahman Aroeboesman juga begitu. Mereka jadi haji mabrur. Mampu tingkatkan kualitas hidup membangun bangsa dan negara. Untuk itu, doa dari sesama pihak sangat diharapkan.
Kita doakan! Apa pun agama kita. Mereka itu sesama, ciptaan khalik yang satu dan sama: Tuhan. Mereka itu sesama, penghuni planet yang satu dan sama: Bumi. Mereka itu sesama, warga dan penduduk negara yang satu dan sama: Indonesia. Oleh yang satu dan sama, kita diper-satu-kan dan diper-sama-kan. Kita jadi satu dan sama, di hadapan Tuhan, di atas Bumi, di bawah Indonesia.
Satu dan sama di hadapan Tuhan tidak haruskan satu dan sama agama. Memang harus ada yang satu dan sama bagi semua ciptaan-Nya. Namun itu bukan agama, tapi religiositas. Ciri autentiknya: penuntunan manusia ke arah segala makna yang baik. Demikian mufti besar Muhammad Abduh, berdasarkan Surah 5,105. Dalam bahasa Santo Paulus, ciri autentiknya: cinta kasih, berpokok dalam hati nurani, hati yang jujur dan iman yang tidak pura-pura (1 Tim 1:5).
Satu dan sama di atas Bumi tidak haruskan satu dan sama bangsa dan negara. Memang harus ada yang satu dan sama bagi semua penghuni Bumi. Namun itu bukan bangsa dan negara, tapi kemanusiaan. Kemanusiaan yang maha-esa, demi pengamalan ketuhanan yang adil dan beradab. Kemanusiaanlah alasan terdalam lahirnya PBB (meski belum adil), kovenan internasional HAM dll, Piala Dunia , Palang Merah Internasional, Green Peace, dst.
Satu dan sama di bawah Indonesia tidak haruskan satu dan sama suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Memang harus ada yang satu dan sama bagi semua insan Indonesia. Namun itu bukan SARA, melainkan kewargaan dan kependudukan. Inilah dasar dari persamaan di depan hukum. Negara hanya boleh bedakan warga dan penduduknya atas dasar hukum publik. Klasifikasinya hanya dua: taat hukum dan lawan hukum. Apa pun suku, agama, ras, dan golongannya, semua warga dan penduduk itu sama di mata negara. Dan karena itu, harus diperlakukan sama di depan hukum.
Dalam kesadaran inilah, doa bagi para calon haji kita panjatkan. Semoga mereka pergi-pulang selamat. Seluruh ibadahnya berjalan baik. Dan semoga mereka jadi haji mabrur. KBBI mengartikannya haji yang diterima Allah. Haji yang baik.
Dalam konteks bahwa kita semua satu dan sama di hadapan Tuhan, di atas Bumi, di bawah Indonesia, haji mabrur berarti haji yang islami. Islam itu ’rahmat bagi semesta alam’. Maka haji mabrur adalah haji yang membawa rahmat bagi semua orang, tanpa sekat imajiner suku, agama, ras, dan golongan.
Dalam konteks bahwa kita semua satu dan sama di hadapan Tuhan, di atas Bumi, di bawah Indonesia, makin islami, makin kristiani, dll berarti makin tertuntun ke arah segala makna yang baik, makin berperikemanusiaan, dan makin taat hukum. Jika itu yang terjadi, doa kita tidak sia-sia.
“Bentara” FLORES POS, Rabu 13 Oktober 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar