Jujur, Adil, Transparan, Aman, Lancar
Oleh Frans Anggal
Seandainya ada piagam atau trofi pemilukada 2010, Ngada pantas menerimanya. Pemilukada di kabupaten ini relatif jujur, adil, transparan, aman, lancar, dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan moral. Bahwa tetap ada kerikil di sana sini, ya, tak ada gading yang tak retak. Retakannya pun tidak menganga dan tidak menyeluruh. Tidak menyirnakan pesona gading.
Ini keberhasilan, kata Ketua KPU Arnold Keli Nani. Keberhasilan seluruh masyarakat Ngada. Bukan keberhasilan penyelenggara saja. Karena itu, ia berterima kasih kepada semua pihak yang telah mengambil bagian dalam keberhasilan hajatan lima tahunan ini (Flores Pos Jumat 11 Juni 2010).
Dibandingkan dengan pemilukada Flotim, Mabar, dan Manggarai, pemilukada Ngada paling lancar dan paling aman. Pemilukada Flotim mentok pada penetapan nomor urut paket. KPU-nya sedang diproses secara hukum dan kode etik. Pemilukada Mabar diwarnai pleno kisruh dan desingan peluru karet. Pemilukada Manggarai ditandai bom molotov di KPU dan demo berhari-hari mendesak penghitungan suara dihentikan.
Kecuali di Flotim, pemilukada di Ngada, Mabar, dan Manggarai punya kesamaan. Sama-sama hanya satu putaran. Dampak finansialnya: sama-sama menghemat anggaran. Kualifikasi kemenangannya: sama-sama meyakinkan. Betapa tidak, yang bertarung itu 8-9 paket.
Namun, ada bedanya juga. Dalam persentase perolehan suara, paket MULUS di Ngada tetap yang teratas. Kalahkan 7 paket, ia sabet 43,83 persen suara. CREDO di Manggarai beberapa digit di bawah itu: menang dengan 35,54 persen atas 8 paket. GUSTI di Mabar di bawah itu lagi: unggul dengan 31,15 persen atas 7 paket.
Satu keistimewaan. Bupati pemenang pilkada di Ngada bukan incumbent. Bukan pula birokrat. Marianus Sae, yang berpasangan dengan Paulus Soliwoa (MULUS) itu, adalah pengusaha. Sedangkan di Mabar, pemenangnya wabup saat ini, Agustinus Ch Dula, berpasangan dengan Maximus Gasa (GUSTI). Di Manggarai, pemenangnya bupati-wabup yang sedang berkuasa, Christian Rotok dan Kamilus Deno (CREDO).
Dalam hal keistimewaan lain, hanya CREDO di Manggarai yang ’menyaingi’ MULUS di Ngada. CREDO itu kompak. Setelah menakhodai Manggarai periode pertama, CREDO kembali maju untuk periode kedua, dan menang. Sedangkan di kabupaten lain, incumbent pecah kongsi. Di Ngada, Bupati Piet Nuwa Wea maju, Wabup Niko Dopo tidak, dan kalah. Di Mabar, Bupati Fidelis Pranda dan Wabup Agus Dula maju tapi sendiri-sendiri. Wabupnya menang, bupatinya kalah. Di Flotim, sama dengan di Mabar. Bupati Simon Hayon dan Wabup Yoseph Lagadoni Herin maju sendiri-sendiri. Hasilnya belum, karena pemilukadanya kandas.
Meski sama istimewanya dengan CREDO dalam hal yang berbeda, MULUS tetap di atas. MULUS bermain bagus. Padahal ia klub baru. Tapi mainnya sudah seperti PSN Ngada. Ulet, agresif, taktis, dan sportif. Didukung wasit yang tidak mudah disogok, pertandingan pun jadi indah. Yang menang, menang tanpa menjegal. Yang kalah, kalah secara terhormat. Pemilukada Ngada memang hebat!
Kualifikasi ini tidak dimiliki CREDO di Manggarai. Dukungan suporternya besar, sayang permainannya buruk. Koalisi 8 paket demo berhari-hari mendesak penghitungan suara dihentikan. Pemilukada penuh pelanggaran. Semuanya mengarah ke CREDO dan KPU, sang wasit yang dinilai berat sebelah.
Ini yang kita sayangkan. Seandainya pemilukada di Manggarai itu fair, CREDO pasti tetap menang meyakinkan. Dengan demikian, ia dicatat dengan tinta emas, seperti MULUS di Ngada dan pemilukadanya yang hebat.
“Bentara” FLORES POS, Sabtu 12 Juni 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar