23 Mei 2011

ANBi Perlu Didukung

Deklarasi Anak NTT Bermusik Independen

Oleh Frans Anggal

"Penonton berjingkrak bergoyang dalam tari Ja'i ketika lagu Luie, yang konon sudah berumur sekitar 500 tahun menghajar merdu, nge-beat. Empat wanita bule tidak berhenti bergoyang, demikian mahir memeragakan ragam-ragam Ja'i. Dan ketika Ina Noi berkumandang, Ja'i massal memutari ruangan tidak terbendung …." (Flores Pos Sabtu 21 Mei 2911).

Itulah sekilas gambaran kemeriahan di Sport Hall Kampus Unika Atmadjaja Jakarta, Sabttu 14 Mei 2011. Sore itu, ANBi, Anak NTT Bermusik Independen, dideklarasikan. Bernaung di bawah tema "Bangkit Musik NTT". Dikemas dalam pentas seni "Flobamora in Harmony".

ANBi berawal dari omong-omong untuk satukan orang NTT lewat musik, tulis siaran pers ANBi. Dari omong-omong itu dibuatlah grup face book "Anak NTT Bermusik". Sambutan luar biasa. Sejak Januari hingga 21 Mei 2011, anggotanya sudah 1.569.

Antusiasme ini mendorong anak NTT lakukan sesuatu. Membentuk sebuah wadah resmi. Wadah itulah yang dideklarasikan pada Sabtu 14 Mei 2011 di Sport Hall Kampus Unika Atmadjaja Jakarta. Disaksikan 2.000 pasang mata. Deklarasinya dahsyat.

"Kami yang bernaung dalam grup Anak NTT Bermusik Independen (ANBi) dengan ini menyatakan secara resmi ANBi sebagai wadah bagi musisi, pemerhati musik, warga NTT dan pencinta musik untuk bersama-sama mengangkat musik dan musisi NTT menjadi raja di tanah sendiri dan meninggikan musik dan musisi NTT hingga ke pentas internasional. ANBi berjuang melestarikan, menumbuhkan dan mengembangkan ragam budaya musik NTT di masa kini dan masa yang akan datang.”

Simaklah. Selain resmikan wadah, deklarasi ini siratkan hakikat ANBi. Visioner dan misioner. Visioner, karena ANBi punya visi. Musik dan musisi NTT jadi raja di tanah sendiri dan terhormat di tingkat nasional dan internasional. Misioner, karena ANBi punya misi. Lestarikan, tumbuhkan, dan kembangkan ragam budaya musik NTT.

Melihat visi dan misi ini, deklarasi ANBi sesungguhnya bukan hanya pentasan. Ini proyek kebudayaan yang besar. Tugas berkesenian yang menantang. Panggilan bermusik yang tak mengenal kata henti. Deklarasi hanyalah awalnya. Selanjutnya: kerja keras, kreativitas, inovasi. Tanpa itu, deklarasi memang awal, tapi awal dari sebuah akhir.

Kita tidak inginkan itu. Kita tidak mau, habis deklarasi ya habis. Kalau sampai demikian, itu pengkhianatan. Minimal, pengkhianatan terhadap tema deklarasi, kalau bukan pengkhianatan terhadap masyarakat NTT. Tema deklarasi adalah tema kebangkitan. "Bangkit Musik NTT". Bukan "Bangkai Musik NTT". Bukan pula "Bangkrut Musik NTT".

Pertanyaannya: setelah bangkit ya apa? Berjalan! Berjalan menuju visi, dengan jalankan misi. NTT tidak hanya miliki 566 pulau, tetapi juga punya ratusan nyanyian dan alat musik unik. Ini kekayaan. Tapi kekayaan yang tidak terurus. Karena tidak terurus, kekayaan ini semakin tergerus oleh modernitas. Apa yang akan dilakukan ANBi?

Itu sekadar contoh, satu dari banyak proyek kebudayaan yang besar, tugas berkesenian yang menantang, dan panggilan bermusik yang tiada henti. Deklarasi hanyalah awal. Awal dari kerja keras, kreativitas, inovasi. Juga awal dari kerja sama para pemangku kepentingan. Maka, jangan biarkan ANBi berjalan sendirian. Dukunglah, bantulah, sokonglah. Flobamora harus serasi. Bersinergi. Seperti nama kemasan pentas seni itu, "Flobamora in Harmony".

”Bentara” FLORES POS, Senin 23 Mei 2011

Tidak ada komentar: