Gerakan Swasembada Pangan
Oleh Frans Anggal
Kecamatan Lepembusu Kelisoke dijadikan lumbung pangan lokal Kabupaten Ende.Deklarasinya dilakukan Bupati Don Bosco M Wangge bersama lembaga pangan lokal More Manggo, camat, dan tokoh masyarakat. Deklarasi ini menandai 1 tahun rumah makan pangan lokal Sint Revill yang dikelola SMKK Muctyaca Ende milik kongregasi CIJ di Jalan Melati (Flores Pos Senin 11 Juli 2011).
Setahun Sint Revill. Yang jadi masalah, ketersediaan pangan lokal. Pangan warisan nenek moyang. Yang organik. Yang bibitnya non-transgenik dan pemupukannya non-sintetik. Ini perlahan hilang.
Pertanyaan wisatawan mancanegara yang mampir di Sint Revill pun sekitar itu. "Dari sekian banyak pertanyaan ini, kami terinspirasi untuk memiliki daerah sumber pangan lokal di Kabupaten Ende," kata Ketua Lembaga Pangan Lokal Kabupaten Ende Yakobus Mbira. Maka dipilihlah Kecamatan Lepembusu Kelisoke. Dibentuklah 10 kelompok tani. More Manggo namanya. Di atas lahan 100 ha, kelompok ini akan kembangakan pangan lokal seperti pega, lolo, keo, mbape, nggoli, wete, rose, dan suja. Targetnya, 2012 panen raya.
Kenapa "harus" 2012? Ada kaitan dengan Gerakan Swasembada Pangan (GSP) 2012, programnya Bupati Don Bosco M Wangge dan Waup Achmad Mochdar. Yakobus Mbira bahkan menyebut GSP 2012 itu roh dari deklarasi lumbungan pangan lokal.
Timbal balik peran. GSP 2012 menjiwai deklarasi lumbung pangan lokal, setelah sebelumnya menginspirasi lahirnya rumah makan pangan lokal Sint Revill. Sebaliknya, lumbung pangan lokal dan Sint Revill mendukung keberhasilan GSP 2012. Tahun 2012 momentumnya. Mementum legitimasi kelompok tani More Manggo. Sekaligus momentum legitimasi kepemimpinan Wangge-Mochdar.
Sukses-gagalnya GSP 2012 akan menentukan menguat-melemahnya legitimasi itu. Kalau GSP 2012 sukses, legitimasi kepemimpinan Wangge-Mochdar menguat. Sebaliknya, kalau GSP 2012 gagal, legitimasi keduanya melemah, meski legalitasnya tetap diakui sampai masa jabatan berakhir.
Yang jadi pertanyaan: apa makna berhasil dan gagal di sini? GSP 2012 itu "gerakan". Bukan "instruksi”. Ia harus tumbuh dari bawah (masyarakat), meski tetap butuhkan siraman dari atas (pemerintah). Siraman itu berupa sosialisasi (pemasyarakatan) yang mesti mengandung konsientisasi (penyadaran) dan persuasi (ajakan). Dengannya, lahirlah motivasi (dorongan dari dalam diri) untuk lakukan aksi (tindakan).
Atas cara begitu, gerakan membutuhkan proses. Dan proses membutuhkan waktu. GSP 2012 dimulai 2009. Apakah dalam 3 tahun, gerakan ini bisa berhasil? Jawabannya tergantung dari kriterianya. Apanya yang mau dilihat. Kalau fokusnya "swasemba", 3 tahun jelas tidak cukup. Tapi kalau fokusnya "gerakan", kenapa tidak.
Artinya, pada 2012, meski masyarakatnya masih mengonsumsi pangan dari luar, Kabupaten Ende telah punya sesuatu yang boleh dianggap sebagai tonggak. Tonggak yang tidak ditancapkan dari atas, tapi yang tumbuh dari bawah. Sint Revill dan lumbung pangan lokal, itulah tonggak itu. Ke depan, lumbung ini menjadi sumber pangan dan benih lokal.
Dengan cara wawas ini maka, kalau pada 2012 More Manggo bisa panen raya tanaman pangan lokal di atas lahan 100 ha, GSP 2012 sebagai "gerakan" harus diakui berhasil. Berhasil sebagai tonggak awal. Selanjutnya, dari Lepembusu untuk seluruh Ende.
”Bentara” FLORES POS, Selasa 12 Juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar