04 September 2009

Ancaman Yos Aron Making

Sekitar Pelantikan DPRD Lembata

Oleh Frans Anggal

Berturut-turut, Flores Pos (FP) beritakan peristiwa terkait pelantikan DPRD Lembata. Selasa 1 September 2009, FP lansir demo FPKL. Dalam orasinya, FPKL dukung kepemimpinan Bupati Andreas Duli Manuk, menuntut Polres Lembata dibubarkan , dan mendesak PDIP batalkan pemecatan Erni Manuk. Erni putri bupati, caleg terpilih PDIP yang dipecat dari keanggotaan partai karena terlibat kasus pembunuhan Yoakim Langoday. Orator demo adalah Yos Aron Making.

Rabu 2 September, FP wartakan aksi keluarga Erni ke mapolres. Mereka minta izin polisi lepaskan Erni dari sel agar dilantik. Tidak diizinkan. Mereka pun mengancam hadirkan massa ke mapolres dan batalkan pelantikan. Yang mengancam adalah Yos Aron Making.

Tak hanya ancam, mereka menelepon seseorang agar segera kerahkan massa. Massa pun datang, 10-an orang. Mereka mengaku disuruh seorang pejabat di kantor bupati. Yang menelepon adalah Yos Aron Making.

Kamis 3 September, FP singkapkan identitas pejabat yang kerahkan massa. Kabag Umum Apol Manuk. Apol membantah. Edisi yang sama melansir adegan di gedung DPRD saat pelantikan. Seorang anggota keluarga menantang seorang perwira polisi untuk berkelahi. Si penantang adalah Yos Aron Making.

Siapakah Yos Aron Making? Pemberitaan hanya menyebutkan satu atribut dengan banyak tindakan. Ia keluarga Erni. Saat demo FPKL, ia berorasi, antara lain menuntut polres dibubarkan . Saat ke mapolres, ia mengancam datangkan massa, menelepon minta pengerahan massa, dan mengancam batalkan pelantikan DPRD. Saat pelantikan, ia menantang polisi berkelahi.

Tingkahnya mirip tingkah Osi Wejak di Pasar Lewoleba pekan sebelumnya. Dua kali Osi mengacam pedagang ikan dan sayur. Kali kedua bersama anak Bupati Manuk. “Kamu yang ikut demo itu, kamu lihat besok!” Demo yang dirujuk adalah demo Aldiras minggu sebelumnya. Aldiras mendesak polisi dan jaksa serius menangani kasus kematian Yoakim Langoday. Juga menyoroti kepemimpinan Bupati Manuk yang dinilai gagal.

Apa yang mirip dari tingkah keduanya? Cara. Cara preman. Yos Aron Making punya lebih ‘hebat’. Tidak hanya ancam, ia tantang polisi untuk berkelahi. Yang mengenal sosok ini bisa terkaget-kaget. Yos Aron Making itu mantan anggota dewan terhormat Kabupaten Ende. Di mana saja cara terhormat yang pernah ia pelajari? Semestinya terpola dan terbawa. Sehingga, meski bukan lagi anggota dewan, ia tetap anggota masyarakat terhormat. Cara preman bukan cara pantas seorang terhormat.

Yos Aron Making juga mantan narapidana di Ende. Terpidana kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Kasusnya setelah ia tidak lagi anggota dewan. Di mana saja hikmah yang ia pelajari di penjara? Semestinya bertobat. Sehingga, selepas narapidana, ia narasumber kebijaksanaan hidup. Cara preman bukan cara pantas seorang petobat.

Terhadap tingkahnya itu, apa reaksi Polres Lembata? Menyikapi ancaman Osi Wejak, para pedagang melapor ke polisi. Sekarang giliran polisi yang diancam. Dibiarkan?

Kasus kematian Langoday kasus sangat serius. Kasus ini menjadikan warga Lembata terbelah (devided citizen). Semua konflik yang selama ini ‘tersembunyi’ kini seakan menemukan medan dan momen untuk ‘mencuat’, ‘terbuka’, dan ‘meningkat’. Mata rantai premanisme harus segera diputuskan agar konflik tidak eskalatif. Membiarkan sama dengan membiakkan!

“Bentara” FLORES POS, Jumat 4 September 2009

Tidak ada komentar: