Mengapresiasi Usul Ketua Badan Anggaran DPR RI
Oleh Frans Anggal
Ketua Badan Anggaran DPR RI Melchias Mekeng berjanji memperjuangkan Universitas Nusa Nipa (Unipa) Maumere menjadi universitas negeri terbesar di Flores dalam satu dua tahun ke depan. Ia juga berjanji memperjuangkan dana Rp200 miliar untuk pembangunan kampusnya menjadi kampus termegah di Flores (Flores Pos Senin 13 Desember 2010).
Mengapa dan untuk apa Unipa dinegerikan? Melchias kemukakan tiga petimbangan. Pertama, meningkatkan mutu pendidikan tinggi (PT) melalui pengadaan sarana, prasarana, ketenagaan, dan fasilitas lebih lengkap. Kedua, mempermudah dan mempermurah biaya PT. Masuk perguruan tinggi negeri (PTN) di Flores akan lebih mudah dan lebih murah ketimbang masuk PTN di luar Flores. Ketiga, dengan dinegerikan, Unipa keluar dari persoalan yang menganggap universitas ini milik satu dua orang.
Jadikan Unipa universitas negeri tidak sulit, kata Melchias. Unipa milik Pemkab Sikka. Penggelontoran dana bakal mudah. Posisi Melchias sebagai Ketua Badan Anggaran DPR RI akan menentukan. “Tahun ini anggaran untuk dialokasikan ke universitas negeri sekitar Rp3 triliun. Kita harus manfaatkan kesempatan ini, selagi saya dipercayai jadi Ketua Badan Anggaran DPR RI.”
Tidak terbantahkan, minat masuk PTN sangat tinggi. Persepsi yang melekat di masyarakat:, selain bermutu PTN lebih murah ketimbang perguruan tinggi swasta (PTS). Kalaupun mahal pada beberapa PTN yang telah berubah statusnya menjadi BHMN, kesempatan beasiswa dan berbagai pengurangan biayanya tetap terbuka lebar. Ini yang kurang pada kebanyakan PTS.
Di sisi lain, jumlah PTN sangat terbatas. Di NTT hanya ada tiga, khusus PTN di bawah pengelolaan Depdiknas, tidak mencakup PT yang dikelola Kementerian Agama dan PT kedinasan yang dikelola departemen/kementerian atau lembaga pemerintah non-departemen. Yaitu, Universitas Nusa Cendana, Politeknik Negeri Kupang, dan Politeknik Pertanin Negeri Kupang. Semuanya berkedudukan di Kupang. Di Flores? Tidak ada satu pun.
Sementara itu, jumlah terbesar mahasiswa yang kuliah di Kupang berasal dari Flores. Mereka berlomba-lomba masuk PTN di ibu kota provinsi ini dengan tidak mudah dan tidak murah. Betapa gembiranya masyarakat Flores kalau memiliki universitas negeri sendiri. Membangun dari nol saat ini, tampaknya sulit untuk tidak mengatakannya mustahil. Yang paling mungkin, mengalihkan apa yang sudah ada. Universitas swasta dinegerikan.
Ada dua yang mungkin untuk itu. Universitas Flores di Ende. Universitas ini didirikan atas kesepakatan para bupati di Flores. Dalam perkembangan pengelolaannya, para bupati lepas tangan. De facto, dengan jumlah mahasiswa terbesar di kawasan Indonesia Tmur saat ini, Universitas Flores bukanlah milik pemkab se-Flores. Menjadikannya negeri tidak segampang mengalihkan status Unipa yang masih belia.
Dengan demikian, Unipa-lah yang paling mungkin untuk dinegerikan. Jalan ke arah itu terbuka lebar. Sudah ada tanda-tanda positif. Ketika Melchias Mekeng melontarkan wacana ini dalam acara tatap muka kunjungan kerjanya di Sikka, Jumat 10 Desember 2010, Bupati Sosimus Mitang dan Ketua DPRD Rafael Raga memberikan aplaus.
Kita berharap, perjuangan segera dilancarkan. Kita berpacu dengan waktu. Momentum, jika tidak segera ditangkap, akan lewat dan tidak berulang. Melchias Mekeng sudah berjanji, “Saya siap berjuang di Dikti untuk mempercepat status negeri ini.” Nah, tunggu apa lagi. Bergegaslah, jangan berlambat.
“Bentara” FLORES POS, Rabu 15 Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar