Menjadikan Unipa Universitas Negeri
Oleh Frans Anggal
Pemkab dan DPRD Sikka sudah menyiapkan regulasi untuk memproses perubahan status Universitas Nusa Nipa (Unipa) Maumere dari universitas milik Pemkab Sikka menjadi universitas negeri. Salah satu butir regulasinya mengatur: bupati dan wabup adalah pembina Unipa, sedangkan DPRD adalah pengawas.
"Kalau Unipa mau dinegerikan, regulasinya harus jelas. Harus ada regulasi yang baru," kata Bupati Sosimus Mitang di Kantor Kecamatan Talibura, Senin 7 Maret 2011. Saat itu ia melepas 95 mahasiswa Unipa yang hendak menjalani kuliah kerja nyata (Flores Pos Rabu 9 Maret 2011).
Wacana menegerikan Unipa sudah lama terdengar. Kembali menghangat ketika Melchias Mekeng, putra Sikka, Ketua Badan Anggaran DPR RI, melontarkanya dalam sebuah acara tatap muka kunjungan kerjanya, Jumat 10 Desember 2010. Ia berjanji memperjuangkan Unipa menjadi universitas negeri terbesar di Flores dalam satu dua tahun ke depan. Dan memperjuangkan dana Rp200 miliar untuk membangun kampus Unipa menjadi yang termegah di Flores. Saat itu Bupati Sosi Mitang dan Ketua DPRD Rafael Raga memberikan aplaus (Flores Pos Senin 13 Desember 2010).
Dengan dinegerikan, kata Melchias, Unipa akan lebih bermutu, melalui penyediaan sarana, prasarana, ketenagaan, dan fasilitas yang lebih lengkap. Biaya pendidikan akan lebih murah. Akses masyarakat akan lebih mudah dan lebih cepat. Unipa pun akan keluar dari kontroversi yang menganggap universitas ini milik satu dua orang.
Tiga bulan berselang, Bupati Sosi mengembuskan angin segar. Dia bilang, pemkab dan DPRD sudah menyiapkan regulasinya. Salah satu butir regulasi mengatur, bupati dan wabup adalah pembina Unipa, sedangkan DPRD adalah pengawas. Aha! Ini yang mengundang tanda tanya kita.
Memangnya selama ini siapa pembina Unipa? Siapa pula pengawasnya? Unipa itu milik pemkab. Dalam benak publik, bupati dan wabup otomatis pembinanya, DPRD otomatis pengawasnya. Apakah selama ini de jure dan de facto begitu ? Ataukah hanya de jure-nya begitu, tapi de facto-nya tidak? Sehingga jadilah Unipa seolah-olah milik satu dua orang saja?
Dari tujuan menegerikan Unipa yang dilontarkan Melchias Mekeng dan butir regulasi baru yang disampaikan Bupati Sosi, sangat terasa: isu seolah-olah Unipa milik satu dua orang sungguh dipersoalkan. Apalagi diramu campur aduk sana sini dengan tetek-bengek rivalitas politik.
Unipa didirikan pada masa Bupati Alexander Longginus. Ia hanya mempimpin Sikka satu periode, namun berhasil menancapkan sebuah tonggak penting di bidang pendidikan. Ia digantikan oleh Bupati Sosi. Atmosfer rivalitas pemilukada pun ikut berembus ke Unipa. Maka hangatlah isu personalisasi Unipa. Seolah-olah Unipa milik Alex Longginus dkk. Ini yang mau "diatasi" oleh Bupati Sosi dkk.
Bagus! Terlepas dari apakah benar Unipa telah dipersonalisasikan, upaya menegerikan universitas ini patut kita dukung. Demi mutu Unipa yang lebih baik. Demi akses pendidikan masyarakat Flores yang lebih cepat, lebih mudah, dan lebih murah.
Sekarang, giliran Bupati Sosi-lah yang ditantang. Dalam lima tahun memimpin Sikka, Bupati Longginus berhasil mendirikan Unipa! Apakah juga dalam lima tahun menakhodai kabupaten yang sama, Bupati Sosi berhasil menegerikan Unipa? Kita tunggu dan lihat.
“Bentara” FLORES POS, Kamis 10 Maret 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar