Anomali Bisa Terjadi pada Siapa Saja
Oleh Frans Anggal
Negeri ini serasa terguncang ketika Ketua KPK Antasari Azhar disebut-sebut sebagai otak pembunuhan pimpinan PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen. Antasari adalah bintang yang tengah cemerlang. Di bawah kepemimpinannya, KPK semakin menunjukkan kemampuan dan keteguhan memberantas korupsi. Di bawah Antasari, KPK sungguh-sungguh independen, bebas dari campur tangan pemerintah dan lembaga lain.
Kasus Nasrudin seakan mengakhiri segalanya. Bintang KPK tetap bersinar, namun kecerlangan Antasari dipastikan pudar. Begitu cepatnya, terlepas dari benar atau tidak, terbukti atau tidaknya sangkaan yang dikenakan.
Kecemerlangan itu tidak datang tiba-tiba. Meniti karier sejak 1981 di Departemen Kehakiman, Antasari menapaki satu per satu anak tangga sebagai jaksa karier sebelum akhirnya mencapai puncaknya 2007 ketika terpilih oleh DPR menjadi anggota untuk kemudian didaulat menjadi ketua KPK. Per aspera ad astra, kata ungkapan Latin. Menuju bintang, melalui jalan berbatu-batu. Namun ketika sudah di bintang, bahkan menjadi bintang itu sendiri, kecemerlangan cahayanya mendadak pudar. Begitu cepatnya.
Orang Romawi Kuno melukiskannya dengan sebuah ungkapan. Facilis descensus Averno. Begitu mudahnya turun ke dalam Averno. Averno adalah nama sebuah danau belerang di sebelah selatan Italia, dekat Laut Tirenia. Karena pekatnya uap belerang yang dihasilkan aktivitas vulkanik, tidak ada seekor unggas pun yang dapat bertahan hidup di daerah tersebut. Legenda Romawi Kuno menganggap Averno sebagai gerbang neraka.
Antasari sudah masuk Averno. Apakah ia didorong oleh tangan-tangan kuat? Ataukah ia masuk karena kemauan atau kelengahannya sendiri? Proses hukum akan membuktikannya. Boleh jadi semua ini hasil jebakan maut dari konspirasi tingkat tinggi. Gabungan pemilik kuasa, harta, dan senjata. Boleh jadi juga hanya karena kelemahan manusiawi semata. Atau paduan kedua-duanya.
Bagi yang kelewat mengagumi sosok Antasari, pelbagi kemungkinan ini kiranya menyentakkan kesadaran bahwa Antasari juga manusia. Perlu siap mental untuk hal yang bisa saja sangat mengejutkan. Presedennya sudah banyak. Satu contoh saja. Siapa pernah menyangka kasus korupsi proyek Sistem Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum) di Dephukham akhirnya menyeret nama Prof Romli Atmasasmita? Siapa dia? Dia Dirjen Administrasi Hukum Umum, orang yang selama ini dikenal sebagai konseptor KPK, akademisi kritis, dan pakar hukum pidana yang gencar meneriakkan slogan antikorupsi.
Ini namanya anomali. Istilah fisika untuk keanehan sifat air. Pada suhu sebelum 4 derajat celcius volumenya mengembang, tepat 4 celcius mengecil, di bawah 4 celcius malah mengembang lagi. Anomali bisa terjadi pada siapa saja. Hodie mihi, cras tibi. Begitu kata ungkapan Latin. Hari ini saya, besok engkau. Hari ini Antasari. Besok?
“Bentara” FLORES POS, Kamis 7 Mei 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar