Sebuah Panti Sekarat Butuhkan Pertolongan
Oleh Frans Anggal
Uskup Maumere Mgr G Kherubim Pareira SVD mengimbau para imam, calon imam, rohaniwan-rohaniwati, dan seluruh umat keuskupan mengumpulkan sumbangan melalui kolekte dll bagi para korban tenggelamnya KM Karya Pinang di Sikka, banjir Wasior di Papua, tsunami di Mentawai, dan letusan Merapi di Jawa. Kolekte solidaritas dilakukan serempak pada Minggu 14 November 2010 (Flores Pos Sabtu 6 November 2010).
Ini gerakan solidaritas gerejawi. Bersifat dwi-kiblat: ke dalam (sentripetal) dan ke luar (sentrifugal). Secara sentripetal, umat keuskupan “berkumpul di dalam”. Secara sentrifugal, mereka “mengirim ke luar”. Kata bahasa Jerman punya sound-bite untuk dua gerakan ini: Sammlung und Sendung. Menyatu padu ke dalam dan melepas ikhlas ke luar.
Sangat tepat: pengumpulan sumbangan dilakukan sebagai kolekte pada perayaan ekaristi. Pada akhir setiap perayaan ekaristi, imam berucap: “Misa telah selesai.” Kata “selesai” tidak bermakna “sampai di sini” tapi justru “mulai dari sini”. Karena itulah, imam berucap lagi: “Pergilah, kamu diutus”. Setelah ber-Sammlung, saatnya ber-Sendung. Setelah bersatu padu ke dalam, saatnya berwarta ke luar. Bersaksi. Berbuat.
Sangat tepat pula: pengumpulan sumbangan dilakukan bersama-sama dan serempak pada misa Minggu 14 November 2010. Kebersama-samaan dan keserampakan ini jauh dari makna dan maksud beramai-ramai dan bergegap-gempita. Juga jauh dari sekadar tujuan praktis, demi cepat dan mudahnya penghimpunan dana.
Kebersama-samaan dan keserampakan ini sesungguhnya---dan karena itu hendaknya---memaknakan dan mengintensikan Minggu 14 November 2010 sebagai “titik rahmat", bukan sekadar “titik waktu”. Sebagai “kairos”, bukan sekadar “kronos”. Kronos adalah waktu yang dapat diukur dengan jam, hari, tanggal, bulan, tahun, dsb. Kronos dapat juga dimengerti sebagai rangkaian peristiwa dan kemungkinan dalam hidup manusia (kronologi).
Sedangka kairos adalah waktu yang diberikan Tuhan dan yang di dalamnya terdapat kesempatan bagi kita untuk bertindak penuh kasih atau melakukan sesuatu yang penting atau bermanfaat bagi diri sendiri dan sesama. Kairos juga dapat menunjuk pada waktunya Tuhan bertindak untuk mendatangkan kebaikan bagi manusia.
Dengan pemaknaan dan pemaksudan seperti ini, kita berharap umat Keuskupan Maumere menggunakan kesempatan kolekte misa Minggu 14 November 2010 sebagai momen berahmat, sebagai kairos. Sebagai kesempatan bertindak penuh kasih membantu para korban tenggelamnya KM Karya Pinang di Sikka, banjir Wasior di Papua, tsunami di Mentawai, dan letusan Merapi di Jawa.
Namun, khusus untuk Sikka, bencana bukan hanya tenggelamnya KM Karya Pinang di perairan Sada Watu Manuk, Jumat 22 Oktober 2010, yang menyebabkan 14 tewas dan 9 hilang. Sikka juga sedang terancam bencana lain, yang sudah lama membutuhkan pertolongan.
Panti Santa Dymphna Maumere kini kewalahan menghidupi 126 anak asuhan. Betapa menyedihkan, ketika anak-anak cacat panti ini meletakkan kotak amal pada tujuh lokasi di kota Maumere (Flores Pos Kamis 4 November 2010).
Kita bisa menyumbang untuk Papua, Mentawai, dan Jawa. Kenapa tidak untuk sebuah panti sekarat di Sikka? Dengan jujur kita harus katakan: ini sebuah skandal bagi Kabupaten Sikka dan Keuskupan Maumere!
“Bentara” FLORES POS, Senin 8 November 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar