12 Maret 2011

Dokter Aliandoe

Selamat Jalan duhai Teladan!

Oleh Frans Anggal

Direktur RS Elisabeth Lela, Dokter Johannes Aliandoe, Sp.B meninggal di RSU Siloam Hospital di Karawaci, Tangerang, Jakarta, Rabu 9 Maret 2011. Setelah terjatuh saat sedang bertugas di RS Lela pada Minggu (6/3), spesialis bedah ini diterbangkan dari Bandara Frans Seda, Maumere, Senin pagi (7/3), langsung menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Dari bandara ia langsung dibawa ke Siloam Hospital di Karawaci, dan dirawat di sana hingga meninggal pada Rabu (9/3). Berita kematiannya mengejutkan banyak pihak. Terutama masyarakat Flores yang telah merasakan kelembutan pengabdiannya (Flores Pos Jumat 11 Maret 2011).

Ketua Badan Pengawas Yayasan Santo Lukas (penyelenggara RS Santa Elisabeth Lela) Romo Richard Muga Buku Pr merasa sangat kehilangan. “Almarhum merupakan figur dokter yang sangat rendah hati, ramah, komit pada profesinya, dan menjadi daya pesona tesendiri bagi RS Lela.”

Tokoh masyarakat Sikka Hendro Alex bersaksi, Aliandoe seorang yang telah memberikan seluruh ilmu, tenaga, dan perhatiannya untuk memajukan kesehatan masyarakat Flores. “Aliandoe dokter yang merakyat, profesional, dan rendah hati. Ia patut diteladani oleh dokter-dokter muda saat ini.”

Siapakah Johannes Aliandoe? Kalau kita ketikkan namanya di mesin pencari Google dengan diapiti tanda petik agar hasil pencarian lebih spesifik, dia kurang “terkenal”. Pengecekan 11 Maret 2011 pukul 17.000 Wita hanya munculkan 6 halaman web untuk namanya. Sungguh tidak ada apa-apanya dibandingkan, misalnya, dengan Sinyo Aliandoe pelatih PSSI 1982-1983 yang namanya ada pada 2.660 halaman.

Meski tidak terkenal “menurut” Google, Dokter Aliandoe sangat terkenal “menurut” Flores. Dia orang Flores, dan ahli bedah pertama dari Flores. Sebagian besar masyarakat Flores mengenal dia, minimal tahu tentang dia. Dan, semua cerita tentang dia adalah dan hanyalah cerita tentang kebaikannya. Profesional, ramah, simpatik, rendah hati, lembah lembut, penuh pengorbanan, dan mencintai orang-orang kecil.

Meski tidak terkenal “menurut” Google, Dokter Aliandoe sangat terkenal “menurut” Atma Jaya,. Dia salah satu Warga Utama Atma Jaya. Warga Utama Atma Jaya merupakan sebentuk penghargaan Atma Jaya bagi warganya yang dinilai telah berjasa terhadap perkembangan Atma Jaya (www.atmajaya.ac.id).

Warga Utama dipilih dari ribuan individu yang tergabung dalam keluarga besar Atma Jaya (mencakup Unika Atma Jaya, RS Atma Jaya, dan Yayasan Atma Jaya). Kontribusi Warga Utama beragam, sesuai dengan bidang masing-masing. Sejak 1963 hingga 2010 tercatat 17 Warga Utama. Diawali oleh Drs. Ferry Sonneville 1963. Dokter Aliandoe sedniri menerima penghargaan ini pada 2000, bersama Dr. KS. Gani D.P.H., Drs. Jusuf Udaya, Lic.Ec., dan Dra. M.B. Widyarto, M.Sc.

Kesaksian dari Flores dan penghargaan dari Atma Jaya menggarisbawahi satu hal. Yakni, kualifikasi Johannes Aliandoe sebagai seorang yang sangat berguna ketimbang sebagai orang yang sangat terkenal. Dan sesungguhnya menjadi orang berguna jauh lebih bernilai ketimbang menjadi orang terkenal. Gayus Tambunan sangat terkenal di Indonesia. Adolf Hitler sangat terkenal di dunia. Tapi kita tahu apa yang telah mereka perbuat.

Dalam “ketidakterkenalan”-nya di level nasional, Dokter Aliandoe justru telah “berjasa” dan “berkorban” bagi bagitu banyak orang di level akar rumput Flores dan level akademik Atma Jaya. Hidupnya adalah kesaksian paling nyata tentang hakikat sejati profesi dokter. Sebuah profesi pelindung manusia!

Dokter Aliandoe telah melakoninya dengan profesional. Yakni, melayani kliennya dalam hal yang paling dibutuhkan, dengan keahlian yang sedemikian rupa, sehingga kepentingan kliennya selalu ia utamakan di atas kepentingannya sendiri. Terima kasih, Dokter Aliandoe. Selamat jalan duhai Teladan!

“Bentara” FLORES POS, Sabtu 12 Maret 2011

2 komentar:

S A N G G A R C I L I W U N G mengatakan...

Bung Frans, terimakasih atas tulisan singkat ini. Kami sekeluarga amat menghargai setiap apresiasi terhadap beliau. Tapi ada sedikit ralat. Hari Senin, 7/3 pagi itu dr. Aliandoe diterbangkan dari Bandara Frans Seda, Maumere langsung ke Halim Perdanakusuma, Jakarta. Setiba di Jakarta langsung kami bawa ke Siloam Hospital di Karawaci, Tangerang dan dirawat disana hingga wafat pada Rabu, 9/3.
Terimakasih dan salam, Johanna R. Aliandoe

Frans Anggal mengatakan...

Terima kasih, Bu Johanna.
Ralat telah dimasukkan.
Tulisan singkat ini hanyalah secuil dari lebih banyak apresiasi yang layak dan patut beliau terima. Kalau di dunia ia belum menerima seutuhnya, di surga ia pasti mendapat segalanya dalam kelimpahan dan kepenuhan.
Requiescat in pace. Semoga ia beristirahat dalam damai.
Salam,
Frans Anggal