Aktifkan Akal Sehat Masyrakat
Oleh Frans Anggal
Kamis 17 Februari 2011, warga Waioti, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, melaporan: anak perempuan mereka (12 tahun) diculik tiga ninja, menggunakan mobil Kijang bernomor polisi 3838. Korban baru dilepaskan pada 19 Februari 2011 di terminal kota (Flores Pos Rabu 23 Februari 2011).
Polres Sikka lakukan penyelidikan. Hasilnya, “Dari keterangan korban diketahui, koran dibawa oleh pacarnya bernama Riki,” kata Humas Polres Saltial Rini. “Pekerjaan Riki adalah kondektur. Ia membawa korban ke salah satu rumah temannya di Nangahale. Mereka menginap di sana selama dua hari.”
Menurut korban, diperkuat oleh hasil visum, ia diperkosa sang pacar, dua kali. Untuk mengelabui orangtuanya, ia dipaksa sang pacar agar mengabarkan kepada orangtua bahwa ia diculik ninja.
Ini pembelajaran bagi masyarakjat. Jangan mengonsumsi rumor dan jangan mengambil keputusan berdasarkan rumor. Sudah hampir dua pekan masyarakat Sikka dan Flores diresahkan dengan rumor penggal kepala. Katanya, orang-orang asing sedang berkeliaran hendak menculik sekitar 400 anak untuk diambil organ tubuhnya.
Ini omong kosong belaka. Sama omong kosongnya dengan rumor 2008. Kata rumor kala itu, orang-orang tak dikenal sedang berkeliaran mencari 1.200 anak untuk dipenggal kepalanya demi meredakan amuk sumur Lapindo di Sidoarjo.
Berbeda dengan omong kosong 2008, omong kosong 2011 tidak sepenuhnya kosong. Masyarakat Sikka telah mengisi kekosongannya dengan sikap dan tindakan irasional. Jumat petang 18 Februari 2011, ribuan warga Kewapante menahan mobil Panther bernomor polisi L 1320 DA. Mobil berpelat Surabaya ini nyaris mereka bakar karena curiga membawa kepala manusia (Flores Pos Sabtu 19 Februari 2011).
Bisa dibayangkan apa yang terjadi kalau aksi anarkis itu tidak cepat dicegah polisi dan brimob. Tidak hanya mobil, mungkin pengemudi dan penumpangnya dibakar sekalian. Polisi telah mengcek isi mobil. Tidak ada kepala manusia di dalamnya. Yang ada hanya lampu, tas, dan boneka.
Ini contoh sekaligus bukti paling nyata tentang bahaya potensial sebuah rumor. Bahaya potensial itu menjadi bahaya aktual manakala disikapi secara salah. Sesuatu yang hanya “katanya” dianggap seakan-akan sudah “nyatanya”. Celakalah masyarakat yang mengonsumsi rumor dan mengambil keputusan berdasarkan rumor.
Sedangkan kasus pacar berlagak ninja merupakan contoh sekaligus bukti paling nyata tentang bahaya potensial mengail di air keruh. Masyaakat Sikka diresahkan rumor ninja pencari kepala. Mereka tampak teryakinkan. Sang “ninja lokal” menggunakan kesempatan dalam kesempitan ini. Orangtua korban pun tertipu bulat-bulat.
Dua kasus ini menunjukkan satu hal. Akal sehat masyarakat sedang lelap. Pepatah Itali mengingatkan, "Bila akal sehat tertidur, maka para monsterlah yang menguasai malam." Monster itulah yang kini mengganggu masyarakat Sikka dan Flores.
Hanya ada satu solusi. Akal sehat masyarakat harus segera diaktifkan. Dan itulah tugas para pemimpin. Sayangnya, banyak pemimpin justru tidak mencerdaskan, tapi sebaliknya membodohkan masyarakat. Pemilu, pilpres, pilgub, pemilukada terkesan sekadar melahirkan banyak medioker. Pemimpin serba-tanggung. Tidak punya visi, karena hanya memikirkan “gizi”.
“Bentara” FLORES POS, Kamis 24 Februari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar