Oleh Frans Anggal
Keuskupan Agung Ende mempersembahkan misa perutusan bagi Uskup Denpasar Mgr Silvester San, di Gereja Paroki Kristus Raja Katedral Ende, Jumat 6 Februari 2009. Misa dipimpin Uskup Agung Ende Mgr Vincentius Sensi Potokota.
Uskup Sensi mengatakan, tidak ada Gereja tanpa perutusan. Perutusan merupakan refleksi lanjut dari perintah Yesus. “Kini kita merayakan ekaristi perutusan bagi putra terbaik Keuskupan Agung Ende. Saya yakin, dia telah siap untuk diutus dan siap bekerja di tempat dan orang yang memiliki kebudayaan lain serta karakter yang lain. Dia pasti telah tahu tugas-tugasnya sebagai uskup. Tuhan pasti menyertai Mgr San.”
Ibarat ketemu ruas dengan buku, Mgr San mengatakan dalam sambutannya, ia konsisten pada keputusannya sejak awal untuk menjadi imam yang siap diutus, sekalipun hanya sebagai misionaris domestik. “Saya hanya menjalani misi Gereja.”
Seperti Uskup Sensi, Mgr San yakin akan penyertaan Tuhan dalam tugas kegembalaan nanti. Karena itu, ia memilih moto, “Allah yang memberikan pertumbuhan” (1 Kor 3:6).
Misa perutusan seorang uskup merupakan peristiwa langka dan mungkin baru untuk Keuskupan Agung Ende. Peristiwa ini mengungkapkan hakikat Gereja sebagai Gereja yang misioner.
Misioner merupakan salah satu ciri universalitas Gereja, yang dalam kehidupan menggereja di Keuskupan Agung Ende tampak antara lain melalui peristiwa ini. Bahwa, Keuskupan Agung Ende turut bertanggung jawab secara nyata terhadap perkembangan Gereja di seluruh dunia. Bahwa, Gereja keuskupan ini bersatu dan bersama dengan Gereja Universal, dipanggil dalam tugas perutusan yang satu dan sama: “Pergilah ke seluruh dunia, dan wartakanlah Kabar Gembira kepada semua makhluk” (Mrk 16:15, bdk AG 5).
Mgr San telah diutus oleh Keuskupan Agung Ende ke wilayah yang mencakup Provinsi Bali yang mayoritas Hindu dan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang mayoritas Islam. Ladang perutusannya memiliki 24 paroki dengan jumlah umat Katolik 32 ribu jiwa dari 6,9 juta total penduduk di kedua provinsi itu.
Kita mendoakan agar di tempat dan di tengah orang yang memiliki kebudayaan lain serta karakter lain ini, Mgr San menghasilkan banyak buah dari benih yang ditanamnya. Semoga ia berhasil membawa Umat Allah ke dalam rencana dan kehendak Allah sendiri, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan tentang kebenaran (Bdk AG 7).
Dalam spiritualitas perutusan ini, Mgr San hanyalah alat di tangan Tuhan. Dia hanyalah seorang hamba, seorang penanam benih. Tuhan sendirilah yang akan memberi pertumbuhan. Tuhan sendiri pula yang memelihara. Tuhan tak pernah berhenti berkarya.
"Bentara" FLORES POS, Selasa 10 Februari 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar