Oleh Frans Anggal
Hari ini masyarakat Kabupaten Manggarai Timur (KMT) menyelenggarakan pilkada langsungnya yang pertama. Menyongsong peristiwa ini, Uskup Ruteng Mgr Eduardus Sangsun SVD mengeluarkan surat gembala khusus: surat gembala dalam rangka pilkada. Surat itu disiarkan beberapa hari menjelang pilkada. Boleh dibilang, inilah kenangan terakhir Almarhum untuk Manggarai Timur.
Melalui surat gembala ini, sangat terasa, Uskup Edu hendak menyadarkan umat Manggarai Timur bahwa politik adalah bidang pelayanan warga Gereja juga. Bahwa, politik adalah urusan umat bersama Tuhan.
Sejak Indonesia berdiri sebagai satu negara, para bapa bangsa dengan tegas menyatakan bahwa Indonesia adalah anugerah Tuhan, bukan sekadar hasil perjuangan para pahlawan. Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia didahului dengan kalimat, "Atas berkat rahmat Allah yang Mahakuasa .…" Itu berarti, dalam iman kita percaya bahwa setiap orang yang menjadi bagian dari bangsa Indonesia, tak terkecuali warga Gereja, bertanggung jawab di dalam pengelolaan kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
Salah satu ajakan Uskup Edu yang penting adalah: memilih dengan nurani. Ia merumuskannya dalam permintaan: "Tetaplah dengan keyakinan dan pilihanmu." Ajakan yang tepat di tengah godaan materi dan politik uang yang sering mengorbankan nurani.
Pengenalan masyarakat terhadap setiap calon mungkin terbatas, tetapi pada akhirnya setiap orang yang mempunyai hak memilih harus menentukan pilihan. Di sini ajakan Uskup mengandung makna mendalam. Bahwa, hak memilih merupakan pemberian Tuhan yang tak terukur harganya. Setiap suara demikian berharga dan karena itu tidak pantas ditukarkan dengan uang atau janji apa pun.
Ajakan Uskup Edu ini bersifat biblis pula, terutama jika kita menyimak sebentar Kitab Ulangan. Tuhan bersabda, "Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar" (Ul. 16:19).
Dengan landasan biblis ini, kita boleh mengatakan, barang siapa memberi atau menerima suap, ia tidak hanya menghkianati bangsa dan merendahkan martabat manusia, tapi juga menghina Tuhan.
Kita berharap, surat gembala Uskup Edu tidak sia-sia. Pilkada Manggarai Timur mudah-mudahan berjalan dengan baik. Bila prosesnya sudah sesuai dengan aturan, sistem, dan mekanisme yang disepakati maka setiap orang patut menerima hasilnya dengan lapang dada dan penuh syukur.
"Bentara" FLORES POS, Kamis 30 Oktober 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar