25 Maret 2009

Kado SMPK Margot

Oleh Frans Anggal

Seminar Mengenang 50 Tahun SMPK Margot Ende memunculkan wacana, antara lain tentang perlunya virus kewirausahaan ditularkan dalam dunia pendidikan. Dasar pemikirannya masuk akal.

Hingga kini pendidikan di Indonesia belum andal menghasilkan anak didik yang bisa hidup mandiri. Banyak tamatan perguruan tinggi hanya menjadi pencari kerja, bukan pencipta lapangan kerja. Di NTT, para sarjana berebutan ikut seleksi pegawai negeri sipil.

Menurut data Badan Pusat Statistik, di Indonesia, hingga Februari 2007, total penganggur tamatan perguruan tinggi berjumlah 740.206 orang. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2006 sebanyak 408.593 orang.

Sarjana penganggur atau sarjana pencari kerja merupakan buah dari sistem pendidikan yang gagal mencipatakan kemandirian pada diri peserta didik. Dari sini lahirlah gagasan perlunya virus kewirausahaan ditularkan ke dalam dunia pendidikan. Pendidikan kewirausahaan berorientasi menciptakan orang yang bisa mandiri. Caranya, materi kewirausahaan dimasukkan dalam kurikulum. Juga dengan menjadikan roh kewirausahaan sebagai orientasi semua mata pelajaran.

Pendidikan kewirausahaan akan memberi bekal sehingga generasi muda menjadi mandiri dan kreatif melihat peluang usaha serta menemukan cara memanfaatkan, mengembangkan, dan memasarkan peluang usaha itu. Dengan memiliki jiwa wirausaha, generasi muda tidak lagi sekadar pencari kerja, tapi menjadi pencipta lapangan kerja bagi orang lain. Dengan demikian pula, para wirausahawan baru ini mengentaskan kemiskinan, menghapus pengangguran, dan menciptakan kesejahteraan masyarakat.

Menurut sosiolog David McClelland, suatu negara bisa menjadi makmur bila memiliki sedikitnya 2% wirausahawan dari jumlah penduduk. Saat ini Indonesia diperkirakan baru memiliki 400.000 wirausahawan atau 0,18%. Indonesia membutuhkan waktu 25 tahun untuk mencapai target jumlah ideal 2% itu. Dibutuhkan satu generasi.

Satu generasi, belum terlambat. Yang terpenting, sudah dimulai dari sekarang, sejak dini, sejak anak berada pada tingkatan sekolah paling dasar. Menarik bahwa dalam Seminar Mengenang 50 Tahun SMPK Margot Ende, wacana tentang perlunya penularan virus kewirausahaan dalam dunia pendidikan dilontarkan oleh Pengawas TK-SD pada Diknas Kabupaten Ende. Harapan kita, wacana ini tidak berhenti di ruang seminar. Diknas Kabupaten Ende perlu menginisatifi langkah ini, dimulai dari sekolah dasar. Dan, SMPK Margot Ende yang menggelar seminar perlu menjadi yang terdepan, menularkan virus kewirausahaan kepada para peserta didik. Kalau benar-benar dilaksanakan, ini akan menjadi kado terindah SMPK Margot bagi masyarakat, bagi Kabupaten Ende, bagi Tanah Air.

"Bentara" FLORES POS, Kamis 4 September 2008

Tidak ada komentar: