10 Maret 2009

Perhatikan Infrastruktur

Oleh Frans Anggal

Proyek aldira Mabar gagal. Dana Rp2,8 miliar yang berasal dari APBD 2007 hilang sia-sia. Sembari perlu diselesaikan secara hukum dan politik, kasus ini patut menjadi pembelajaran bagi Mabar sendiri, juga bagi kabupaten lain di Flores-Lembata.

Mabar dan hampir semua kabupaten masih dililit masalah serius bidang infrastruktur seperti jalan raya, air bersih, listrik, telekomunikasi, dan sebagainya. Anehnya, kendati masalahnya demikian, pemerintah dan DPRD belum juga mengubah struktur anggaran. Politik dan kebijakan anggaran masih dilihat sebagai rutinitas, dan karena itu tidak ada perubahan berarti dalam alokasi anggaran. Aspek belanja APBD tetap berat pada pengeluaran dan belanja rutin. Selalu saja habis tanpa jejak produktif. Kebijakan anggaran belum dirancang untuk menjadi lokomotif perekonomian.

Langkah Bupati Mabar dengan proyek aldira, yang notabene direstui DPRD, sebenarnya bagus, dipandang dari bagaimana anggaran digunakan untuk kegiatan produktif. Pemerintah membeli stek aldira dan membaginya kepada petani. Petani menanam dan memeliharanya di lahan sendiri. Hasilnya dijual, duitnya masuk kantong petani. Sayang, mimpi indah ini tidak menjelma jadi kenyataan. Aldira gagal tanam dan gagal panen. Sebuah bukti nyata bahwa tanpa manajemen yang bagus, mimpi akan tetap tinggal mimpi. Pemkab Mabar dan banyak pemkab lain di Flores-Lembata sesungguhnya belum siap untuk investasi seperti ini. Karena belum siap, semestinya tidak usah coba-coba, apalagi dengan dana miliaran rupiah.

Kalau mau jujur dan realistis dengan kemampuan yang dimiliki, semestinya pemkab lebih memusatkan perhatian pada investasi publik, terutama pembangunan infrastruktur jalan raya, air bersih, listrik, telekomunikasi, pelabuhan, bandara, dan sebagainya. Ketersediaan infrastruktur akan membuka banyak peluang investasi. Dengan kata lain, kalau mau ekonomi daerah bertumbuh, lakukanlah pembangunan infrastruktur. Pemeritah tak perlu beli bus penumpang, misalnya. Itu urusan swasta, sedangkan tugas pemerintah membuat jalan raya jadi bagus. Demikian pula, pemerintah tak perlu beli kapal laut, cukup bangun pelabuhan yang layak, maka kapal-kapal swasta akan masuk mendenyutkan nadi ekonomi masyarakat.

Tidak bisa dinafikan, kinerja pembangunan infrastruktur di Flores-Lembata masih jauh dari harapan. Memprihatinkan. Infrastruktur masih dianaktirikan, belum dianakemaskan sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi. Ini karena pemkab berbelanja "seenaknya". Dua pertiga belanja daerah habis untuk belanja rutin barang dan pegawai. Pengeluaran ini cermin inefisiensi dan sikap kurang produktif. Belanja daerah sulit dijelmakan menjadi infrastruktur yang konkret, yang dapat menunjang pembangunan ekonomi daerah.

"Bentara" FLORES POS, Kamis 14 Februari 2008

Tidak ada komentar: