Oleh Frans Anggal
Selama tahun 2007 Kabupaten Sikka menghasilkan 819 ton rumput laut dengan nilai jual Rp4,9 miliar. Pengembangannya dilakukan oleh 1.467 rumah tangga. Panenan dipasarkan ke Jawa dan wilayah lain di Indonesia dengan harga yang selalu naik dari tahun ke tahun. Tahun 2006 harganya Rp5.000 per kg, tahun 2007 naik menjadi Rp7.000 per kg.
Luar biasa. Sikka yang kerontang yang sering bermasalah dengan ketahanan pangan sukses menjadi salah satu daerah penghasil rumput laut terbesar di Indonesia. Yang tak kalah luar biasanya, petani rumput laut di kabupaten ini berasal dari para pencemar laut. Mereka semula nelayan yang menggunakan bahan peledak untuk memanen ikan dengan akibat rusaknya terumbu karang (coral reef) . Perubahan perilaku terjadi sejak 2004 ketika pemerintah menggencarkan program Coral Reef Mapping (Coremap).
Dalam program Coremap, kepada para nelayan diperkenalkan secara visual perusakan biota laut yang mereka lakukan. Perusakan itu membuat hasil tangkapan mereka meningkat tapi menghancurkan mata pencaharian mereka sendiri di masa datang. Sebab, hancurnya terumbu karang mengancam keberlangsungan hidup ikan.
Melalui Coremap, akhirnya para nelayan secara bertahap meninggalkan kebiasaan meledakkan terumbu karang. Mereka beralih profesi menjadi petani rumput laut. Pendapatan mereka pun meningkat, dari rata-rata Rp100 ribu per bulan menjadi Rp2,5 hingga Rp3 juta per bulan.
Langkah Sikka dengan Coremap boleh dibilang mantap. Pada tahap I sebanyak 6 desa mendapat binaan, dengan bantuan dana APBN Rp45 miliar. Sedangkan pada tahap II jumlah desa binaan meningkat menjadi 34 desa dengan kucuran dana APBN Rp56 miliar. Sementara dari APBD, setiap tahun disiapkan Rp600 juta sampai Rp700 juta guna menyokong program pemulihan terumbu karang ini.
Dana besar yang diturunkan tidak sia-sia. Coremap Sikka berhasil, ibaratnya sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui.
Melalui Coremap, masyarakat menjadi sadar akan perilakuknya merusak biota laut. Melalui Coremap, terumbu karang pelahan-lahan diselamatkan. Melalui Coremap pula, masyarakat yang sadar itu beralih profesi menjadi petani rumput laut yang terbukti sukses meningkatkan kesejahteraan mereka. Coremap di Sikka membawa hasil ganda: laut selamat, kesejahtaraan masyarakat meningkat.
Untuk sukses ini, Sikka patut dijempoli dan dijadikan contoh bagi kabupaten lain. Sedangkan bagi Sikka sendiri, siapa pun yang menjadi pemimpinnya lima tahun ke depan hendaknya meningkatkan apa yang telah dimulai dengan baik oleh Bupati Alexander Longginus ini. Doronglah selalu masyarakat pesisir agar menjadikan laut sebagai lahan usaha produktif yang ramah lingkungan.
"Bentara" FLORES POS, Sabtu 2 Februari 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar