16 Maret 2009

Utamakan Kaum Miskin

Oleh Frans Anggal

Paket Soda (Sosimus Mitang dan Daminaus Wera) secara resmi dipastikan sebagai pemenang pilkada Sikka, menjadi bupati dan wakil bupati terpilih. Apa yang menyebabkan paket ini menang bisa menjadi kajian yang menarik.

Secara umum, kemenangan bakal calon dalam pilkada langsung dipengaruhi oleh tiga faktor atau tiga modal. Semakin besar akumulasi dari ketiga modal itu maka semakin besar pula peluang si bakal calon keluar sebagai pemenang.

Modal pertama adalah modal politik (political capital). Dukungan politik. Dalam pilkada Sikka yang masih menganut mekanisme ‘sistem partai’---karena belum mengakomodasi calon independen---yang menjadi modal politik adalah parpol pengusung.

Modal kedua modal sosial (social capital). Ini berkaitan dengan relasi sosial dengan dan kepercayaan dari masyarakat calon pendukung.

Modal ketiga modal ekonomi (economical capital). Duit, untuk membiaya kampanye, membangun relasi dengan calon pendukung, memobilisasi pendukung, dan tak jarang mempengaruhi pemilih. Dalam praktik, modal ini berasal dari simpatisan dan pengusaha.

Melihat bahwa bakal calon menang tidak hanya karena modal sosial, tapi juga karena modal politik dan modal ekonomi, maka anggapan bahwa si pemenang pasti akan pro-rakyat karena dipilih secara langsung, perlu dikritisi. Pro-rakyat atau tidak bergantung juga dari seberapa besar ketergantungan si pemenang pada ketiga modal tadi.

Kalau ketergantungannya pada modal politik dan modal ekonomi sangat besar, ia sulit otonom dalam menjalankan program seperti yang dijanjikan dalam kampanye. Ia mudah dipengaruhi politisi parpol pengusung dan pengusaha penyandang dana. Dalam hal yang positif, kedekatan itu berguna, bila para politisi dan pengusaha memikirkan dan mengutamakan kepentingan rakyat. Namun yang sering terjadi, para penjasa sibuk dengan kepentingan diri. Kepentingan umum tak dihiraukan, bahkan sering dikorbankan.

Jelas, pilkada langsung bukan jawaban final bagi terjaminnya kesejahteraan umum. Pemenang selalu bisa tergoda melakukan ‘politik balas budi’ bagi para penjasa dan ‘ politik balas dendam’ bagi para lawan. Ini akan sangat merugikan kepentingan umum kalau tidak dikontrol secara baik.

Paket Soda pemenang pilkada Sikka mengusung moto “membangun dari desa”. Untuk Sikka, desa identik dengan kemiskinan, rawan pangan, gizi buruk, kelaparan, dan penyakit. Pesan kita: berdayakan dan utamakan kaum miskin itu, meski mereka bukan penjasa dalam pilkada. Mengapa? Kata-kata Presiden John F Kennedy dalam pidato inaugurasinya layak dikutip: “Jika suatu masyarakat bebas tak dapat menolong banyak orang yang miskin, masyarakat itu tak dapat juga menyelamatkan segelintir orang yang kaya.”

"Bentara" FLORES POS, Jumat 25 April 2008

Tidak ada komentar: