21 Februari 2009

Dapatkah Nagekeo Memulai?

Oleh Frans Anggal

Debit air Bendungan Sutami di Kabupaten Nagekeo menurun dari tahun ke tahun. Keadaan terburuk terjadi pada musim kemarau Juli hingga November. Menurut Penjabat Bupati Elias Djo, turunnya debit air dikarenakan oleh penggundulan hutan di daeah hulu, yang sebagaian besarnya masuk wilayah Kabupaten Ngada. Karena itu, Pemka Nagekeo akan selalu berkoordinasi dengan Pemkab Ngada dan LSM melakukan penghijuan di daerah hulu dan daerah aliran sungai. Ketua DPRD Paulinus Nuwa mengimbau agar Gerhan atau Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan tetap dipertahankan dan ditingkatkan sampai tidak ada lagi hutan yang gundul.

Yang terjadi dengan debit air di Bendungan Sutami merupakan salah satu bukti nyata dari deforestasi atau penggundulan hutan. Dalam konteks global, deforestasi dan penggunaan emisi gas mengakibatkan terakumulasinya koarbondioksida di atmosfer. Dampak lanjutnya adalah pemanasan global yang kemudian memicu perubahan iklim (climate change).

Perubahan iklim bukan lagi sesuatu yang akan, tetapi sudah dan sedang terjadi. Perubahan itu cepat, dalam beraneka bentuk, dan sangat merusak. Pada berbagai belaha dunia kini meningkat secara drastis kekeringan yang mengajibatkan anjloknya hasil pertanian, banjir, gelombang panas, kebakaran hutan, badai tropis, menurunnya sumber-sumber kelautan, dan berbagai penyakit seperti demam berdarah dan flu burung.

Selain mengubah iklim, pemanasan global bila tak segera diatasi akan mengakibatkan mencairnya es di daerah Kutub Utara dan di puncak pegunungan Himalaya. Naiknya permukaan air laut mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan pesisir-pesisir pantai. Ini mengacam 1,2 miliar penduduk pada negara-negara seperti China, India, dan Asia Selatan. Akibat lebih jauh terjadinya gelombang pengungsi (climate refugees) yang semakin meluas dengan segala implikasinya pada makanan, air minum bersih, kesehatan, dan konflik atau perang antar-etnik dan antar-daerah.

Konferensi PBB di Bali tentang perubahan iklim merupakan salah satu langkah untuk mengurangi percepatan dan perluasan perubahan iklim akibat pemansan global itu. Disadari, semuanya ini dikarenakan oleh kegiatan manusia menggunakan emisi gas dan menggundul hutan. Kesadaran seperti ini juga muncul di Nagekeo. Disadari, menurunnya debit air Bendungan Sutami dikarenakan oleh penggundulan hutan di daerah hulu.

Kita berharap kesadaran ini melahirkan tindakan nyata. Kita punya Gerhan. Sayang, ia lebih sebagai ritus tahunan pemerintah. Sesuai dengan namaya, semestinya ia benar-benar menjadi “gerakan”. Artinya, ia mampu menggugah kesadaran dan partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat. Nah, dapatkah Nagekeo memulainya?

"Bentara" FLORES POS, Sabtu 15 Desember 2007

Tidak ada komentar: