14 Februari 2009

TKI Rentan HIV/AIDS

Oleh Frans Anggal

Dua pasien AIDS dirawat di RSUD Lembata. Riwayat keduanya sama. Dua tahun berada di Malaysia sebagai buruh migran, tenaga kerja Indonesia (TKI). Pengalaman pada beberapa RSUD di Flores, umumnya yang mengidap HIV/AIDS pernah merantau di Malaysia. Kenyataan ini dikuatkan oleh pernyataan Ketua DPP P3 TKI, Munir Ahmad. Banyak TKI yang baru pulang ke Tanah Air membawa sejumlah masalah seperti HIV/AIDS.

Menurut data, selama1993-1998 ditemukan tiga orang TKI yang bekerja di Brunei Darussalam terinfeksi HIV/AIDS, dua di antaranya perempuan.Tahun 2003 tercatat 69 calon TKI (24 laki-laki dan 45 perempuan) tak jadi berangkat karena terinfeksi HIV. Tahun 2004, dari 233.626 calon TKI tujuan Timur Tengah yang melakukan tes kesehatan, teridentifikasi 203 (0.087%) positif HIV/AIDS. Tahun 2005, dari 145.298 calon TKI tujuan Timur Tengah yang melakukan tes kesehatan, teridentifikasi 131 (0.09%) positif HIV/AIDS. Kasus di Filipina, 28% orang dengan HIV/AIDS.

Data tersebut menunjukkan, para TKI sungguh rentan terhadap HIV/AIDS. Mengapa? Umumnya mereka terjebak dalam trafficking (perdagangan manusia). Kerentanan terhadap para TKI ilegal ini terjadi di setiap tahapan migrasi, yang meliputi perekrutan, pemindahan, penampungan atau penerimaan dengan ancaman, paksaan, kekerasan, penculikan, pemalsuan penyalahgunaan wewenang, dll. Proses trafficking terjadi mulai saat perekrutan sampai dengan tahap pulang ke negara asal.

Kerentanan kian tinggi karena usia mereka 14-50. Ini usia produktif untuk bekerja dan usia seksual aktif. Hubungan seksual tidak aman, bermigrasi tidak bersama pasangan seksual (suami/istri), bekerja minimal dua tahun, tidak memiliki akses kesehatan yang memadai, rentan terhadap eksploitasi dan kekerasan, menjalani tes kesehatan massal yang tidak higienis. Semuanya membawa risiko begitu mudahnya para TKI tertular.

Salah satu cara untuk mencegah adalah dengan memberikan penyadaran kepada masyarakat. Mereka tidak boleh terjebak dalam masalah trafficking. Lakukan migrasi yang aman, Lengkapi diri dengan dokumen atau surat-surat yang aman. Cari informasi sebanyak-banyaknya tentang negara tujuan, pekerjaan yang ditawarkan, persyaratannya, agen penyalur, akses bantuan, dll.

Selain itu, pemahaman tentang HIV/AIDS mesti menjadi bagian penting dari persiapan diri para calon TKI. Di titik inilah Komite Penanggulangan AIDS (KPA) harus masuk. Dengan kata lain, para calon TKI harus menjadi sala satu kelompok sasaran KPA. Untuk itu, struktur KPA perlu rombak. Jangan hanya diisi eksekutif. Perlu libatkan LSM, pengusaha, dan masyarakat yang peduli AIDS.

“Bentara” FLORES POS, Sabtu 1 September 2007

Tidak ada komentar: