23 Februari 2009

Jadikan Bekicot ‘Berkat’

Oleh Frans Anggal

Sejak awal November 2007 hama bekicot menyerang tanaman pangan dan hortikultura milik petani pada 12 desa di Kecamatan Klubagolit, Kabupaten Flotim. Pembasmian telah dilakukan secara mekanis, mengumpulkan dan memusnahkannya. Cara lain, dengan pestisida. Dinas pertanian telah mengirimkan 10 liter obat snail down.

Pembasmian dengan pestisida memang cepat dan mudah, namun efekenya buruk terhadap lingkungan. Pembasmian dengan cara mekanis memang ramah lingkungan namun lama dan menguras tenaga. Sampai saat ini belum banyak diketahui tentang hama atau penyakit yang dapat mematikan bekicot, kecuali semut, bebek, dan itik. Tak mengherankan, orang sengaja beternak bebek atau itik dengan tujuan ganda, selain mendapatkan daging dan terlur berkualitas, juga mengurangi populasi bekicot. Cara ini belum diterapkan di Flores.

Selain sebagai pakan ternak, bekicot merupakan sumber protein hewani yang bermutu tinggi karena mengandung asam-asam amino esensial yang lengkap. Masyarakat yang menggemari makanan dari bahan baku bekicot (sate bekicot, keripik bekicot) adalah masyarakat Kediri. Bekicot juga kerap dipakai dalam pengobatan tradisional.

Di tengah kekurangan gizi, orang Flores bisa menoleh ke bekicot sebagai sumber protein hewani yang bemutu. Bekicot bisa pula dijadikan peluang meningkatkan pendapatan dengan cara budi daya. Pemeliharaan bekicot relatif mudah sebab dapat dikembangkan dengan cepat dan tanpa biaya pemeliharaan yang besar. Juga tidak memerlukan areal yang luas. Daging bekicot sangat digemari di luar negeri dan karena itu terbuka untuk ekspor. Pasokan daging bekicot beku yang diekspor selama ini kebanyakan diperoleh dengan mencari di lapangan, bukan dari hasil pemeliharaan secara khusus.

Sebagai salah satu komoditas ekspor, bekicot merupakan sumber devisa bagi negara. Pembudidayaannya merupakan sumber pendapatan peternak, mampu menyerap tenaga kerja, serta dapat memanfaatkan lahan pekarangan dan sampah organik maupun sisa-sisa sayur-mayur dari pasar-pasar yang jumlahnya cukup banyak.

Usaha budi daya ini tentu memerlukan acuan yang dapat dimanfaatkan oleh pengusaha kecil, pengusaha besar, dan perbankan. Untuk itu, perlu dibuat kajian tentang pola pembiayaan dalam rangka mendukung akses usaha kecil untuk dapat digunakan pihak-pihak terkait serta bank dalam mempertimbangkan kelayakan pembiayaan dan pinjaman.

Di tengah serangan hama bekicot yang bisa jadi semakin meluas di tahun-tahun mendatang, dinas-dinas berkompeten di lingkup pemkab di Flores ditatang untuk lebih kreatif dan inovatif membantu masyarakat, mengubah bekicot dari ‘kutukan’ menjadi ‘berkat’. Tak cukup menghadapi bekicot hanya sebagai musuh. Bukankah begitu?

"Bentara" FLORES POS, Sabtu 5 Januari 2008

Tidak ada komentar: