16 Februari 2009

Melindungi Cantigi

Oleh Frans Anggal

Di Lembata, diduga kuat terdapat sindikat perdagangan pohon cantigi dengan melibatkan warga sebagai pemasok. Dalam operasi dua hari ke beberapa rumah warga, ditemukan 127 pohon. Ini jumlah yang mencurigakan, kata Kadis Kehutanan Emanuel Tukan. Semua pohon ‘curian’ itu telah disita untuk dikembalikan ke habitatnya.

Cantigi adalah nama Indonesia untuk pohon Hop bush dalam bahasa Inggris dari spesies Dodoneae viscosa Jacq. Dikenal pula dengan nama kayu mesen (Jawa) atau sikil (Melayu).
Cantigi tumbuh berupa pohon kecil atau semak bercabang-cabang dengan satu batang. Hidup di pantai pasir atau bebatuan kapur. Dapat juga hidup di savana dengan ketinggian 90 meter dari permukaan laut.

Daun segar, kering atau bubuk cantigi dipakai sebagai astringen untuk menyembuhkan luka, bengkak, terbakar, nyeri dan bisul. Rebusan pepagan dan daun digunakan untuk mandi herbal karena astringen yang dimilikinya. Digunakan juga sebagai anti radang, anti virus. Juga mengatasi berbagai gangguan lambung dan usus, gangguan kulit dan penyembuhan luka.

Di Indonesia, bubuk kayu diminum dengan air untuk meredakan gangguan angin dalam perut. Di Filipina, rebusan pepagan digunakan sebagai astringen pada eksim dan bisul ringan. Di seluruh Amerika Selatan, rebusan daun dipakai sebagai pengompres panas untuk abses dan bisul. Di Papua Nugini rebusan daun atau pepagan diminum untuk diare dan disentri. Jus dari daun yang dipanaskan diusapkan pada puting wanita menyusui sebagai perangsang terbentuknya susu. Di Fiji, tumbuhan ini dipakai untuk mengatasi sembelit dan mata lelah. Rebusan daun segar diminum oleh wanita hamil untuk mengatasi gangguan proses kelahiran. Di Australia, dipakai dalam obat-obatan tradisional suku Aborigin. Sebagai analgesik, daunnya dikunyah tanpa ditelan untuk meredakan sakit gigi. Daun yang sudah dikunyah ditapalkan pada luka yang disebabkan sengatan ikan dan duri racun ikan pari. Ranting dengan daun yang hijau dibakar untuk menghasilkan asap, digunakan menguapi bayi sebentar dan dapat meningkatkan kesehatannya. Di Meksiko, rebusan daun pahit diminum untuk menurunkan demam, kolik, encok dan rematik, dan untuk penyembuhan penyakit kelamin.

Di daerah kering bebas hujan es di Australia dan Amerika Serikat, tumbuhan ini sering digunakan sebagai tanaman tepi jalan dan peneduh. Jenis ini tahan kekeringan, garam, angin dan polusi. Di zona arid, jenis ini digunakan sebagai penahan angin atau tanaman pagar, bereaksi bagus terhadap kekurangan cahaya. Juga digunakan untuk mengikat tanah pasir dan reklamasi tanah rawa. Kayunya sangat keras, berat dan tahan lama dan banyak dicari sebagai kayu yang bermanfaat. Kayu-kayu kecil untuk kayu bakar dan batubara.

Karena manfaat dan khasiatnya, cantigi perlu dilestarikan. Pemkab Lembata jangan hanya main sita. Segera lakukan penyuluhan dan koordinasi dengan instansi terkait. Untuk melindungi habitat cantigi, pemkab perlu pula merencanakan pembentukan cagar alam di sebagian wilayah daratan Lembata.

“Bentara” FLORES POS, Selasa 30 Oktober 2007

Tidak ada komentar: