17 Februari 2009

Fokus ke Renang

Oleh Frans Anggal

Sebelas rekor Kejuaraan Renang Antar-Perkumpulan Seluruh Indonesia (KRAPSI) dilampaui oleh para perenang usia dini yang mengikuti Kejuaraan Renang Antar-Kelompok Umur (KRAKU) di Ende, 24-25 November 2007. Selanjutnya 4 perenang putra dan 5 perenang putri asal kabupaten ini mewakili NTT pada KRAPSI di Bandung, Desember 2007. KRAPSI merupakan ajang seleksi akhir Pekan Olahraga Nasional (PON).

Ini prestasi yang membanggakan Kabupaten Ende. Namun, dalam pencapaian yang mengharumkan nama kabupaten ini, seberapa besar perhatian pemerintah? Pemerintah tidak punya perhatian! Begitu kata Mustajab, pelatih renang asal Pulau Ende yang sukses mengantar anak asuhannya ke prestasi gemilang. “Kami datang ke KRAKU kali ini dengan dana pribadi. Untuk datang ke sini saja tidak dibantu, apalagi dalam pembinaan olahraga di Pulau (Ende). Kami berlatih sendiri di pelabuhan parkir motor laut di Pulau Ende. Pemerintah Ende tidak punya perhatian sedikitpun terhadap kemajuan olahraga renang.”

Kalau komentar Mustajab benar maka kita dapat mengatakan bahwa yang mengharumkan nama kabupaten ini justru renang, cabang olahraga yang tidak diperhatikan pemerintah. Itu berarti kabupaten ini memiliki potensi besar. Tanpa bantuan pemerintah saja, renang bisa sukses. Apalagi bila pemerintah memberikan perhatian.

Jangan lupa pula, yang sukses dalam cabang renang ini justru anak-anak. Dalam bidang lain pun begitu, seperti lomba bidang studi. Justru anak-anak sekolah dasarlah yang mengharumkan nama kabupaten ini di ajang provinsi dan nasional. Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa Ende dibikin harum namanya oleh prestasi anak-anak. Sebaliknya, dibikini busuk oleh sikap dan pola laku orang-orang dewasa. Korupsi, kolusi, dan nepotisme, itu “prestasi” orang dewasa. Para pelakunya orang dewasa, polisinya orang dewasa, jaksanya orang dewasa, hakimnya orang dewasa, namun kebanyakan kasus korupsi hanya sampai di babak penyisihan, jarang masuk babak final. Hasil akhirnya jelas: banyak korupsi, tapi tak ada koruptor.

Kalau prestasi renang anak-anak terbukti telah mengharumkan nama kabupaten ini, mengapa perhatian yang proporsional tidak diberikan pada cabang ini? Sudah saatnya Pemkab Ende membuka mata dan memberikan perhatian yang lebih pada cabang renang. Berfokuslah ke renang. Ada dua alasan. Pertama, sudah terbukti meyakinkan, anak-anak daerah ini memiliki potensi besar. Kedua, renang merupakan cabang yang paling banyak menyediakan medali emas, sama halnya dengan atletik dan menembak. Kalau ingin berprestasi di tingkat nasional seperti PON, mendominasi tiga cabang ini saja sudah merupakan modal kuat meraih juara umum.

"Bentara" FLORES POS, Selasa 27 November 2007

Tidak ada komentar: