17 Februari 2009

Mendisiplinkan PNS

Oleh Frans Anggal

Sebanyak 70 persen PNS lingkup Sekretariat Daerah Kabupaten Ngada tidak masuk kantor. Begitu temuan Sekda Simon David Bolla saat inspeksi mendadak (sidak) Kamis 15 November 2007. “Kehadiran pegawai memang sangat memprihatinkan,” katanya.

Di mana para pegawai saat sidak dilakukan? Yang umum terjadi, mereka keluyuran. Mereka mudah kita dijumpai di tempat-tempat perbelanjaan atau lokasi lain pada jam kerja, untuk urusan pribadi. Mereka hadir di kantor saat apel pagi, lalu mengilang, dan mampir kembali saat apel siang menjelang jam pulang.

Di dalam kantor pun tiada bedanya. Hadir tapi sama dengan tidak hadir karena mereka kurang produktif.Tak jarang dijumpai pegawai yang hanya duduk-duduk santai, merokok, sambil ngobrol. Malah ada yang bermain kartu di pos jaga, lengkap berpakain dinas Satpol PP. Polisinya PNS saja sudah begini, bagaiamana mereka bisa mengontrol yang lain?

Itulah gejala umum pada hampir semua instansi pemerintah di Flores, bukan hanya di Ngada. Dengan kehadiran seperti itu, para pelayan masyarakat ini hanya menjadi beban negara. Mereka kurang produktif menjalankan roda pemerintahan, tapi gajinya tetap lancar dan golongannya naik terus.

Kata orang, inilah mentalitas PNS di Indonesia. Pekerjaan lebih dipandang sebagai status sosial yang menjamin hidup. Sedangkan tugas diletakkan pada urutan kedua, yang bisa dikesampingkan tanpa rasa bersalah.

PNS adalah pelayan masyarakat. Dengan menomorduakan tugas maka mereka membengkalaikan (pelayanan) umum. Tak mengherankan, Indonesia termasuk negara yang paling buruk pelayanan publiknya. Para abdi masyarakat kita tidak merasa diri sebagai pelayan masyarakat, tetapi sebagai tuan yang ingin diabdi. Mereka kurang berdisiplin dan bertanggung jawab.

Mengubahnya tidak mudah tapi harus segera dilakukan. Disiplin adalah kondisi yang terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban. Disiplin terbangun dari dua unsur pokok, yakni sikap yang telah ada pada diri manusia dan sistem budaya yg hidup dalam masyarakat.

Dari mana memulai? Dari atas! Teladan adalah guru yg paling baik. Juga dari dalam, dari kesadaran diri. Penanamannya antara lain lewat aturan yang diterapkan secara konsisten.

Aturan disiplin PNS di daerah sudah lama ada. Yang lemah adalah penegakannya secara konsisten. Kuncinya terletak pada diri para kepala satuan kerja perangkat daerah. Mereka yang harus duluan disiplin sebelum berkewajiban mendisilpinkan bawahan. Yang lazim terjadi, ikan justru membusuk mulai dari kepalanya.

"Bentara" FLORES POS, Senin 19 November 2007

Tidak ada komentar: