Oleh Frans Anggal
Dalam kunjungannya ke kelompok binaan Yayasan Tananua Flores di Ende, Tim VECO Indonesia menerima banyak tanggapan positif. Program VECO dinilai sangat membantu petani, khusunya dalam pemasaran kakao di Flores. Menurut Hironimus Pala dari Yayasan Tananua Flores, sebelumnya posisi tawar petani kakao sangat rendah karena hasil dipasarkan sendiri-sendiri. Kini, posisi tawar mereka menguat karena pemasaran dilakukan bersama melalui Gapktan Daosare Desa Tenda yang saat ini beranggota 236 orang.
VECO Indonesia merupakan sebuah LSM internasional yang bergerak di bidang pengembangan rantai pertanian berkelanjutan. Kita menilai programnya dalam kerja sama dengan Yayasan Tananua Flores sangatlah bagus. Posisi tawar para petani kakao menjadi kuat melalui kelompok pemasaran.
Dalam banyak perdagangan hasil pertanian, petani kita hampir selalu menjadi korban karena rendahnya posisi tawar mereka. Petani jarang mendapat harga yang layak, atau setidaknya mampu menutupi biaya produksi. Padahal pembayaran yang layak merupakan salah satu prinsip dalam ‘perdagangan berkeadilan’ (fair trade). Prinsip ini mengedepankan harga yang sudah disepakati produsen dan konsumen, tidak hanya sepihak oleh produsen atau konsumen.
Menurut organisasi fair trade sedunia International Federation for Alternative Trade (IFAT), fair trade adalah perdagangan yang didasarkan pada dialog, keterbukaan, dan saling menghormati. Tujuannya adalah mewujudkna keadilan dan pembangunan berkelanjutan melalui penciptaan kondisi perdagangan yang lebih adil serta berpihak pada hak-hak produsen dan pekerja yang umumnya selalu terpinggirkan. Ada sembilan prinsip utama yang diterapkan oleh badan usaha dan LSM pendukung fair trade. Di antaranya, keterbukaan dan pertanggungjawaban, pembayaran yang layak, kesetaraan laki-laki perempuan, serta pelestarian lingkungan.
Apa yang dilakukan VECO Indonesia bersama Yayasan Tananua Flores dalam programnya justru dalam upaya mewujudkan fair trade. Dengannya, selain kapasitas petani ditingkatkan, posisi tawar mereka juga diperkuat melalu kelompok pemasaran dalam wadah Gapktan Daosare Desa Tenda. Kelompok seperti ini diandalkan bisa memotong kompleksnya mata rantai pemasaran. Kelompok ini juga diandalkan bisa meningkatkan kesadaran konsumen (consumer awareness). Ini penting karena akhir mata rantai pemasaran produk adalah konsumen. Konsumen berperan besar dalam pemasaran hasil pertanian.
Kita sangat mendukung program seperti ini. Para petani kita masih lemah, tidak hanya dari segi permodalan dan teknologi produksi, tapi juga dari segi pemasaran. Kelompok pemasaran akan meningkatkan posisi tawar mereka. Kita mendambakan ‘perdagangan berkeadilan’.
"Bentara" FLORES POS, Rabu 20 Agustus 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar