09 Februari 2009

Jangan Bangga Dulu

Oleh Frans Anggal

Januari 2007 ditandai dengan ‘kado’ untuk Manggarai Timur. Presiden mengeluarkan amanat presiden (ampres) untuk membahas RUU pemekaran 16 kabupaten/kota yang diusulkan DPR. Salah satu daerah pemekaran yang diusulkan DPR adalah Manggarai Timur.

Orang Manggarai Timur, terutama para pejuang dan lebih-lebih lagi para ‘petualang’ yang merasa diri paling berjasa, bisa saja kelewat yakin dan akhirnya kurang siap mental.

Ampres memang merupakan suatu langkah maju. Dan karena itu pantas disyukuri dan dipandang sebagai ‘kado’ tahun baru. Namun langkah maju itu bukanlah langkah terakhir.

Kini tim Dewan Pertimbangan Otonomi daerah (DPOD) turun ke Manggarai untuk melakukan pengecekan perihal kesiapan Manggarai Timur. Hari ini (Kamis 17 Januari 2007) Bupati Chris Rotok mempresentasikan data dan sosok kabupaten baru itu di Ruteng. Sesudahnya tim ke Borong, calon ibu kota, untuk selanjutnya balik ke Jakarta. Di jantung republik itulah semua masukan dikaji dan dinilai. DPOD akan memberikan penilaian sudah layak atau belumkah Manggarai Timur menjadi kabupaten. Penilaian ini menjadi penentu.

Jadi, jalan Manggarai Timur masih panjang. Karena itu, jangan dulu terlalu cepat-cepat berbangga, terutama pihak-pihak yang merasa diri paling berjasa. Hal yang tidak diharapkan bisa saja terjadi. Dan itu pernah terjadi.

Bila berdasarkan evaluasi tim DPOD, Manggarai Timur belum bisa dimekarkan maka nasibnya akan seperti Kabupaten Memberamo Jaya di Papua. Seperti Manggarai Timur, Memberamo Jaya menderapkan perjuangannya melalui hak inisiatif DPR. Oleh DPR sudah disepakati Memberamo Jaya pantas menjadi daerah otonom. Ampres pun keluar, seperti ‘kado’ tahun barunya Manggarai Timur. Kemudian tim DPOD turun mengecek langsung ke daerah, sebagaimana yang kini terjadi di Manggarai. Hasilnya, DPOD menyatakan Memberamo Jaya belum layak. Gagallah ia menjadi kabupaten baru.

Apakah nasib yang sama akan menimpa Manggarai Timur? Mudah-mudahan tidak. Namun siapa tahu seperti itu. Ini bukan sikap pesimistis. Ini cuma sikap realistis. Sebab perjuangan ini perjuangan politik. Politik bukan matematika. Dalam politik, dua tambah dua bisa menjadi lima, enam, tujuh, tapi bisa juga nol.

Kita hanya ingin mengajak masyarakat Manggarai Timur, para pejuang, orang-orang yang gegabah merasa diri pahlawan memiliki sikap ‘siap mental’ (mental reserve). Selama ini masyarakat sepertinya telah diyakinkan penuh bangga bahwa Manggarai Timur pasti jadi. Namun Memberamo Jaya mengingatkan kita, jangan bangga dulu.

“Bentara” FLORES POS, Kamis 17 Januari 2007

Tidak ada komentar: