09 Februari 2009

Botak Juga Seksi

Oleh Frans Anggal

Purin Lewo, perusahaan daerah milik Pemerintah Kabupaten Lembata, kini ibarat buah simalakama. Dimakan, ayah mati; tak dimakan, ibu mati. Jika dipertahankan hidup, Purin Lewo dikhawatirkan tetap tidak menguntungkan dan malahan membawa kerugian bagi daerah. Demikian juga, jika ditutup maka aset dan segala bentuk investasi sejak berdirinya 2004 serta berbagai peluang bisnis menjadi sia-sia.

Dilema harus dipecahkan. Pilihan harus dijatuhkan. Semakin capat semakin baik agar persoalan tidak berlarut-larut. Kelambanan apalagi bila disertai sikap tidak tanggap hanya akan membuat kerugian yang ditimbulkan Purin Lewo berlipat-lipat. Tidak saja sebatas kerugian finansial, tetapi juga ‘kerugian manusiawi’ mencakup tenaga, pikiran, waktu, peluang, dan lain-lain. ‘Biaya manusiawi’ (human cost) jauh lebih besar dan tidak dapat ditakar dengan uang.

Ibarat menangani borok di tangan, begitu kira-kira sulitnya Lembata mengambil sikap terhadap Purin Lewo. Diobati saja, belum tentu boroknya sembuh, apalagi bila si penderita mengidap penyakit gula. Tetap dengan borok yang tidak sembuh-sembuh, tangan tidak dapat berfungsi optimal. Lebih jauh, borok pada tangan menganggu fungsi organ tubuh yang lain. Bukan tidak mungkin pada akhirnya membawa kematian bagi seluruh tubuh.

Borok pada tangan penderita yang mengidap gula sangat sulit disembuhkan. Daripada luka menjalar ke bagian tubuh lain, pilihan paling tepat hanya satu yakni amputasi. Bagian tangan yang ‘sial’ itu dipotong demi menyelamatkan seluruh tubuh. Ini pilihan menyakitkan tetapi paling masuk akal. Mana lebih baik, kehilangan satu tangan atau kehilangan hidup? Fungsi tangan yang telah hilang bisa dilakukan tangan yang lain atau anggota tubuh yang lain.

Analogi ini bisa jadi berlebihan. Seakan-akan Purin Lewo sepenting tangan untuk tubuh. Padahal belum tentu demikian. Bisa jadi perusahan daerah itu cuma embel-embel, seperti rambut di kepala. Yang tak memiliki rambut alias botak tidak disebut cacat bukan? Berbeda dengan yang tidak memiliki tangan.

Kini DPRD Lembata membentuk pansus untuk menyelidiki Purin Lewo. Pansus akan sangat menentukan nasib perusahaan daerah ini. Dipertahankan hidup atau ditutup?

Pertanyaan kita, apakah Purin Lewo seperti tangan untuk Lembata sehingga daerah itu dianggap cacat jika tangan itu diamputasi? Ataukah ia cuma rambut, mungkin juga cuma seutas, dari kumpulan yang ada di kepala Lembata? Kalau cuma rambut dan hanya bikin ketombean, lebih baik dicukur gundul saja. Siapa bilang botak itu tidak seksi?

“Tajuk” DIAN, Minggu 26 November 2006

Tidak ada komentar: