09 Februari 2009

Maju Terus

Oleh Frans Anggal

Tak ada yang baru di bawah kolong langit. Tahun 2006 memang telah berlalu, namun kekusutannya masih terbawa ke 2007. Tugas 2007, mengurai terus kekusutan itu.

Di negeri ini, hukum belum adil terhadap orang kecil. Tibo dkk dibunuh negara atas nama hukum. Sementara dalangnya--juga dalam pembantaian massal di Sambas, Sampit, dan Amon--tidak ditemukan. Di sisi lain kasus bom Bali 1 dan 2 yang jelas-jelas menghilangkan ratusan nyawa dan yang perbuatannya diakui para terpidana, diulur-ulur penyelesainnya.

Di negeri ini, bencana masih saja terjadi. Gempa bumi, banjir, tanah longsor, letusan gunung api. Lumpur panas Lapindo akibat kelalaian manajemen merugikan masyarakat dan lingkungan. Rumah masyarakat kecil terendam. Proses ganti rugi kurang adil. Masyarakat sangat menderita, uang ganti rugi tidak setimpal.

Di negeri ini, otonomi daerah kebablasan. Daerah dibiarkan melahirkan perda yang hanya mementingkan pemeluk agama mayoritas. Daerah berlomba-lomba menggemukan pendapatan aslinya dengan memberatkan masyarakat melalui aneka pungutan. Daerah sewenang-wenang hingga memberatkan para investor menanamkan modal.

Di negeri ini, aneka bentuk pelanggaran hukum dan moral telah menjadi bagian dari kehidupan para pejabat negara. Anggota DPR beradegan porno dan tersebar ke banyak situs internet. Anggota DPRD tertangkap basah bermain judi. Wakil rakyat tidak gigih memperjuangkan nasib rakyat kecil, tetapi lebih suka bersenang-senang demi kenikmatan daging.

Di negeri ini, kasus makan uang menjadi-jadi. Dana pusat yang seharusnya cukup untuk mengatasi krisis di daerah dimakan dengan bebagai cara. Ada yang dengan korupsi. Ada pula yang mendalihkan katamakan pada peraturan pemerintah, padahal tidak semua peraturan itu pro rakyat.

Lihat, tunjangan DPRD dinaikkan sampai-sampai di kabupaten di NTT hampir manyamai jumlah pendaptan asli daerah. DPRD berdalih dengan dasar hukum peraturan pemerintah, tapi lupa penerapan lurus-lurus PP itu tidak patut untuk daerah miskin. Seakan-akan pajak rakyat hanya dipakai untuk kasih makan dewan. Tapi banyak DPRD di NTT tidak peduli. Demi perut, derita rakyat tak dihiraukan. Mereka telah jauh dari rakyat, tidak lagi berhati rakyat. Nurani mereka tumpul oleh kibaran rupiah. Bagaimana kalau rakyat menjadi marah lalu mogok membayar pajak sebagai langkah terakhir setelah semua harapan kandas di ruang paripurna?

Semua ini membuat langkah terasa berat memasuki 2007. Namun tak ada pilihan lain. Maju terus menegakkan kebenaran, keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan. Perjuangan tak boleh henti.

“Bentara” FLORES POS, Kamis 4 Januari 2007

Tidak ada komentar: